Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kimia Farma (Persero) Tbk berencana mengantar anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melakukan penawaran umum saham perdana (
Initial Public Offering/IPO).
Direktur Pengembangan Usaha Kimia Farma Pujianto menjelaskan, dari total enam anak usaha yang dimilikinya, Kimia Farma Apotek dinilai paling mumpuni untuk menjadi perusahaan publik karena performanya yang paling kuat diantara yang lainnya.
"Kimia Farma Apotek menyumbang omzet ke induk usaha sekitar 40 persen," ucap Pujianto, Rabu (4/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, rencana IPO anak usaha ini akan dilakukan setelah rencana
holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri farmasi selesai dibentuk. Hal ini agar rencana yang dikeluarkan perusahaan nantinya tidak tumpang tindih.
"Jadi tidak bisa tahun ini untuk IPO karena tunggu
holding farmasi dari Kementerian BUMN dulu," imbuh dia.
Seperti diketahui, rencana BUMN untuk merampungkan
holding pertambangan dan migas hingga akhir tahun lalu juga belum terealisasikan. Sehingga, kemungkinan besar jalan
holding BUMN farmasi masih memerlukan waktu lebih lama.
Seperti diketahui, Menteri BUMN Rini Soemarno gencar mendorong BUMN dan anak beserta cucu usaha BUMN untuk menjadi perusahaan publik untuk menambah kapitalisasi pasar BUMN di pasar modal. Maka dari itu, Kimia Farma akan mengikuti imbauan Menteri BUMN tersebut.
"Lalu kami sadari juga pencairan dana paling murah itu memang lewat IPO," terang Pujianto.
Sekadar informasi, penjualan Kimia Farma Apotek hingga akhir tahun 2016 diperkirakan dapat mencapai Rp3,1 triliun. Tahun ini, Kimia Farma Apotek menargetkan kenaikan penjualan 21 persen hingga 22 persen.
Sementara, Kimia Farma Apotek telah memiliki 900 gerai apotek dan akan menambah lagi gerainya hingga 1.000 gerai pada tahun ini dengan nilai investasi sebesar Rp200 miliar.
(gen)