Kementerian Perdagangan Buka Opsi Impor Cabai

Yuliyanna Fauzie | CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2017 13:26 WIB
Opsi impor cabai untuk mengatasi persoalan harga yang meroket karena kendala distribusi, dan cuaca.
Opsi impor cabai untuk mengatasi persoalan harga yang meroket karena kendala distribusi, dan cuaca. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempertimbangkan opsi impor cabai mengatasi persoalan harga yang meroket karena kendala distribusi. Opsi ini terbuka, dengan catatan upaya yang tengah dilakukan pemerintah saat ini tidak membuahkan hasil.

"Impor, mungkin. Tetapi, kami mau pastikan dulu ketersediaan pasokan cabai ini. Kalau masih bisa upayakan dalam negeri, tentu kami tidak mau impor," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurman kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/1).

Saat ini, Kemendag telah mengerahkan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk menjadi motor penggerak distribusi cabai dari beberapa sentra produksi ke berbagai daerah yang mengalami kenaikan harga cabai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah, sambung Oke, merasa perlu mengintervensi memuluskan jalur distribusi, mengingat komoditas cabai menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam mengerek laju inflasi.

"Misalnya, Sumatra Barat, jalannya rusak dan cuasa menghambat. Di Kalimantan juga, tetapi itu karena pasokannya minim. Jadi, kami tunjuk PPI untuk membantu distribusi cabai ke sana," terang dia.

Kemendag mendata seluruh titik-titik di daerah yang harga cabainya melesat. Data ini diberikan kepada PPI. Di sisi lain, PPI juga menerima data sentra produksi cabai yang masih memiliki kecukupan stok dari Kementerian Pertanian (Kementan).

Untuk sementara, lanjut Oke, Sumatra Barat dan Kalimantan Barat masih menjadi dua titik yang mengalami kenaikan harga cabai. Adapun, titik utama sentra produksi cabai ada di Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Jadi, Kementan kasih data sentra produksi cabai ke PPI. Lalu Kemendag juga kasih data daerah yang harga cabainya tinggi. Tinggal PPI yang jalan untuk distribusikan," katanya.

Selain distribusi, Oke menyebutkan, keterbatasan pasokan cabai disebabkan oleh pengaruh cuaca, di mana curah hujan saat ini sedang tinggi. Walhasil, produksi cabai rendah.

Berdasarkan data BPS Desember 2016 lalu, komoditas cabai merah menjadi komoditas pangan di urutan pertama, dan memiliki andil sebesar 0,35 persen terhadap inflasi. Diikuti dengan bawang merah 0,17 persen, bawang putih 0,11 persen, dan ikan segar 0,09 persen. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER