Bisnis Sewa Kantor Lesu, Tiga Emiten Properti Bertahan

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Jumat, 06 Jan 2017 12:55 WIB
PT Ciputra Development Tbk,  PT Intiland Development Tbk dan PT Greenwood Sejahtera Tbk bertahan di tengah melorotnya tingkat okupansi gedung perkantoran.
PT Ciputra Development Tbk, PT Intiland Development Tbk dan PT Greenwood Sejahtera Tbk bertahan di tengah melorotnya tingkat okupansi gedung perkantoran. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga konsultan properti, Colliers International Indonesia mencatat, tingkat okupansi perkantoran sepanjang tahun 2016 turun ke 84,8 persen, dari tahun 2015 yang hampir menyentuh 90 persen. Hal ini terjadi baik di kawasan bisnis (Central Business District/CBD) dan di kawasan luar CBD.

Senior Associate Director Colliers Ferry Salanto menjelaskan, tren penurunan ini masih akan terus terjadi hingga 2019 seiring dengan bertambahnya jumlah penawaran gedung perkantoran dalam tiga tahun mendatang mencapai 700 ribu meter persegi per tahunnya.

Hal tersebut khususnya terjadi di kawasan CBD. Sehingga, Colliers International meramalkan tingkat okupansi pada tahun ini akan kembali turun menjadi 80 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, meski hasil riset menunjukkan adanya penurunan tingkat okupansi, nyatanya hal itu tak terjadi pada beberapa pengembang yang memiliki proyek gedung perkantoran.

Salah satu pengembang yang memiliki gedung perkantoran di kawasan CBD ini yakni, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatat tingkat okupansi di kawasan superblok Ciputra World 1 ini sekitar 94 persen.

Direktur Ciputra Development Tulus Santoso menuturkan, tingginya tingkat okupansi tersebut terjadi karena perkantoran di Ciputra World 1 ini baru dibuka tiga tahun silam. Sementara, minimal lamanya kontrak tenant yakni, lima tahun. Sehingga, hingga saat ini belum ada penurunan jumlah tenant di Ciputra World 1.

“Ini stabil karena belum lima tahun jadi belum ada yang jatuh tempo, kalau kantor sudah 10 tahun lebih mungkin, ada potensi pindah tenant-nya atau ekspansi jadi pindah gedung baru,” ujar Tulus saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (5/1).

Selain Ciputra World 1, pihaknya juga tengah membangun gedung perkantoran yang tak jauh dari lokasi Ciputra World 1 yakni di Ciputra World 2 yang akan segera beroperasi pada akhir tahun 2017 ini.

Bisnis Sewa Kantor Lesu, Tiga Emiten Properti BertahanAktivitas di gedung perkantoran. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Menurut Tulus, sebagian unit ruang perkantoran akan disewakan dan sisanya akan dijual. Untuk unit yang disewakan, jumlah tenant yang telah berkomitmen untuk masuk di gedung tersebut sudah lebih dari 50 persen.

“Kalau yang dijual sudah sold out, tahun 2013 sudah mulai ditawarkan, mulai operasi akhir 2017 ini,” imbuhnya.

Tak hanya Ciputra Development yang memiliki tingkat okupansi tinggi, PT Intiland Development Tbk (DILD) juga mencatat tingkat okupansi di Intiland Tower Jakarta sebesar 95 persen hingga saat ini dan untuk South Quarter di TB Simatupang tingkat okupansi berada pada level 85 persen.

Menurut Sekertaris Perusahaan Theresia Rustandi, pihaknya memang melihat adanya kondisi penurunan atau stagnan pada penyewaan gedung perkantoran. Meski begitu, pihaknya belum memiliki rencana untuk menurunkan harga sewa unit kantor. Menurutnya, penurunan harga sewa unit kantor tak serta merta dapat menaikkan tingkat okupansi dari gedung kantor itu sendiri.

“Orang akan lihat juga fasilitasnya bagaimana, terutama untuk perusahaan besar ya, mereka mencari kenyamanan dan lebih penting itu lokasi. Jadi beda harga berapa ratus ribu saja enggak berpengaruh, enggak semata-mata karena harga sewa,” terang Theresia.

Sementara, untuk biaya jasa setiap bulannya akan disesuaikan dengan kondisi kenaikan harga operasional. Jika harga listrik dan bahan bakar minyak (BBM) naik, maka biaya jasa per bulannya akan menyesuaikan.

“Tapi pembayaran jasa itu akan kembali lagi pada mereka dalam bentuk layanan,” imbuh Theresia.

Selain itu, gedung perkantoran yang dimiliki PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) saat ini dalam kondisi penuh. Direktur Keuangan Greenwood Bambang Dwi Yanto mengaku, tingkat okupansi gedung TCC Batavia Tower I 100 persen.

“Enggak, kami enggak takut dengan tren penurunan tingkat okupansi, kantor kami full 100 persen penuh. Laris,” ucap Bambang.

Sementara itu, pihaknya kini tengah membangun gedung kantor TCC Batavia Tower II yang bersebelahan dengan TCC Batavia Tower I. Pembangunan tersebut membutuhkan waktu hingga 36 bulan untuk beroperasi, sehingga prediksi Colliers terhadap penurunan okupansi hingga tiga tahun mendatang tak menjadi kekhawatiran bagi Bambang.

“Karena kami kan beroperasinya masih tiga tahun lagi. Jadi mungkin setelah tiga tahun itu suplai kantor sudah enggak terlalu tinggi dibandingkan sekarang-sekarang ini yang penuh sekali,” pungkas dia. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER