Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yakin kebijakan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump yang mengisyaratkan proteksi impor bagi produk otomotif tak akan berdampak bagi eskpor produk otomotif Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan beralasan, saat ini, Amerika Serikat bukan negara utama bidikan ekspor otomotif Indonesia. Lagipula, belum ada rencana ekspansi industri otomotif Indonesia untuk merambah Amerika Serikat.
"Menurut kami, kebijakan Trump tidak akan berpengaruh terhadap ekspor produk otomotif kita. Karena Amerika bukan negara tujuan ekspor kita," jelas Putu kepada CNNIndonesia.com akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menuturkan, saat ini, negara-negara tujuan ekspor otomotif Indonesia baru mencakup Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika. Alasannya, ekspor Indonesia baru mencakup mobil jenis Multi Purpose Vehicel (MPV) dan Sport Utility Vehicle (SUV) yang banyak digunakan di negara-negara tersebut.
"Tujuan ekspor utama produk otomotif Indonesia saat ini adalah negara-negara anggota Association of The South East Asia Nation (ASEAN), Timur Tengah, dan Afrika," ujarnya.
Sekadar informasi, Trump sempat mengancam akan memberlakukan pajak perbatasan yang tinggi bagi Toyota Motor Corporation jika perusahaan asal Jepang itu masih nekat membangun pabrik di Baja, Meksiko dan mendistribusikan hasil produksinya di Amerika Serikat. Untuk itu, Trump meminta Toyota untuk membangun pabrik di negara Paman Sam tersebut.
Ini merupakan upaya kedua Trump untuk meningkatkan kembali investasi otomotif di Amerika Serikat setelah berhasil menggagalkan upaya Ford untuk berinvestasi di Meksiko. Hal tersebut mengindikasikan upaya proteksionisme bagi impor otomotif di dalam pemerintahan Trump selama empat tahun ke depan.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ekspor mobil utuh (Completely Build-Up Unit/CBU) Indonesia secara tahun kalender (year-to-date) hingga November 2016 tercatat 178.395 unit. Angka ini menurun 9,41 persen dibandingkan kinerja tahun sebelumnya sebesar 196.921 unit.
(bir)