Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak melemah 4 persen pada hari Senin (9/1) waktu Amerika Serikat (AS) seiring kecemasan pelaku pasar bahwa ekspor minyak Irak dan persediaan minyak mentah AS yang meningkat akan meredam upaya organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) mengurangi produksi minyak dunia.
Dikutip dari Reuters, ekspor minyak dari pelabuhan Basra Selatan mencapai rekor 3,51 juta barel per hari (bph) pada Desember lalu. Menteri Energi Irak mengatakan, tingginya ekspor bulan lalu tak akan memengaruhi keputusan Irak dalam memangkas produksi tahun ini.
Sebagai informasi, negara-negara OPEC telah sepakat membatasi produksi menjadi 32,5 juta bph dalam pertemuan anggota di Wina, Austria November lalu. Pemangkasan ini akan dimulai 1 Januari 2017 dan akan berlangsung dalam jangka enam bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Emergi Kuwait mengatakan, tim yang dibentuk OPEC akan bertemu tanggal 21 hingga 22 Januari 2017 mendatang untuk menyetujui mekanisme pengawasan pemangkasan produksi.
Akibat peningkatan ekspor minyak Irak pada penghujung tahun lalu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka CLc1 melemah US$2,03 per barel ke angka US$51,96 per barel. Sementara itu, harga Brent berjangka LCOc1 melemah US$2,16 per barel ke angka US$54,94 per barel.
Pelemahan harga minyak juga dipengaruhi oleh penambahan pengeboran minyak di negara Barrack Obama selama 10 minggu berturut-turut, sesuai laporan Baler Hughes. Beberapa analis memperkirakan bahwa pengeboran AS akan meningkat menjadi 850 hingga 875 kegiatan pada akhir tahun lalu.
(gen)