Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) M. Choliq mengaku sepakat dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan orang asing untuk memimpin Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ia mengaku tak alergi dengan pekerja asing selama itu akan memajukan kinerja dari perusahaan BUMN itu sendiri. Terlebih lagi, tak bisa dipungkiri jika pekerja asing memang jauh lebih hebat untuk sebagian bidang tertentu misalnya, sektor teknologi. Sehingga, jika peruahaan BUMN dikepalai oleh pekerja asing secara otomatis akan lebih berkembang.
"Nggak masalah. Kalau memang orang asing banyak kelebihan dibanding pekerja dalam negeri, kenapa enggak? Saya nggak alergi kok dengan asing," ungkap M. Choliq kepada CNNIndonesia.com, Kamis (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih lagi, perusahaan BUMN seringkali tak memahami apa yang harus dilakukan untuk berkompetisi di pasar internasional. Sehingga, jika perusahaan BUMN itu dipimpin oleh asing maka dapat membantu perusahaan untuk lebih berkembang di kancah internasional.
"Nah perusahaan-perusahaan BUMN ini kan nggak bisa bersaing di luar negeri karena kami nggak tahu kondisinya bagaimana. Makanya dengan adanya pekerja asing bisa jadi tahu kondisi di luar negeri," jelas dia.
Meski begitu, ada satu hal yang menjadi tantangan bagi pekerja asing yang menjadi pemimpin utama di sebuah perusahaan BUMN yakni, budaya perusahaan yang tentunya berbeda dengan perusahaan di luar negeri.
"Masalahnya apakah orang asing mampu beradaptasi dengan budaya perusahaan atau korporasi di sini, kan mereka ini mimpin orang. Mimpin orang beda dengan memimpin alat. Kalau alat ada manualnya, kalau orang tidak ada," terang Choliq.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan keinginannya untuk menempatkan tiga hingga empat orang asing sebagai pemimpin di perusahaan BUMN untuk kemajuan perusahaan BUMN itu sendiri. Dengan dinahkodai oleh orang asing, tentunya semangat yang dimiliki juga beda. Hal ini akan berimbas pada peningkatan kompetisi antar BUMN dan otomatis memajukan BUMN itu sendiri.
Menurut Jokowi, orang asing terutama dari Eropa memiliki ilmu bisnis yang lebih baik dan modern. Hal ini terbukti dari keberhasilan beberapa perusahaan BUMN di Dubai yang kebanyakan dipimpin oleh warga asal Eropa.
Terkait hal ini, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan tak akan menghilangkan rasa nasionalisme terhadap bangsa sehingga tidak perlu diributkan. Ia mencontohkan, pada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang seringkali memilih pelatih dari luar negeri agar dapat melatih pemain sepak bola Indonesia lebih baik lagi.
"PSSI semua enggak ada yang ribut tuh. Malah bilang, carilah pelatih yang paling terkenal dari Eropa,” ucap Luhut beberapa waktu lalu.
Namun, Ketua Komisi VI DPR RI Teguh Juwarno menilai contoh tersebut tidak relevan dengan posisi direktur utama di perusahaan BUMN. Anggota DPR dari Partai Amanat Nasional menyatakan, ada banyak tanggung jawab bagi seorang direktur utama, khususnya untuk perusahaan BUMN karena berkaitan dengan menjaga stabilitas perekonomian.
Selain itu, pemimpin perusahaan BUMN juga perlu menjaga rahasia negara, terutama perusahaan BUMN yang bergerak dalam sektor bisnis minerba dan telekomunikasi.
Namun, Choliq menilai rahasia negara hanya ada di perusahaan BUMN strategis atau misalnya BUMN yang memproduksi alat perang negara. Sementara, untuk perusahaan BUMN lainnya sendiri tidak memiliki rahasia negara yang perlu ditakutkan.
"BUMN nggak ada rahasia negara, kecuali BUMN strategis. Artinya BUMN yang memproduksi alat perang misalnya, itu baru nggak boleh asing yang memimpin," tegas Choliq.