Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 20 persen pada tahun ini. Target tersebut dilakukan ditengah pertumbuhan kredit yang dinilainya masih belum terlalu baik saat ini.
Direktur Kepatuhan Bank Mayapada Rudi Mulyono mengungkapkan, alokasi kredit sepanjang tahun lalu secara unaudited mengalami kenaikan sekitar 37 persen menjadi Rp47 triliun dari tahun 2015 sebesar Rp34 triliun.
"Yang mendorong pertumbuhan kredit ini karena operasional kami lebih efisien," ungkap Rudi, Jumat (13/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia merinci, rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) atau yang biasa disebut beban operasional perusahaan pada tahun lalu menunjukkan semakin efisien yakni, 80 persen dari tahun 2015 sebesar 83 persen. Tak mau berpuas diri, perusahaan pun kembali berencana untuk menekan beban operasional menjadi 75 persen dari perolehannya tahun 2016.
"Caranya ya kalau bisa aspek pengeluaran lebih diperketat, lebih selektif, kalau dari aspek misalnya selisih antara bunga simpanan dan bunga kredit kami berusaha agar
cost of fund biar lebih rendah," papar Rudi.
Menurut Rudi, kredit korporasi menjadi penyumbang kontribusi terbanyak untuk perolehan pertumbuhan kredit sepanjang tahun lalu, yakni, lebih dari 50 persen. Rudi pun tak memungkiri jika hal yang sama akan terjadi pada tahun ini.
"Korporasi masih kemungkinan masih akan sama, ya kurang lebih sama lah. Pasti akan tambah terus untuk korporasi tahun ini," imbuhnya.
Sementara, untuk kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih di bawah 10 persen. Artinya, pencapaian ini masih jauh dari apa yang diwajibkan oleh Bank Indonesia sebesar 15 persen. Maka dari itu, Rudi mengharapkan nantinya kredit UMKM dapat tumbuh secara bertahap menjadi 15 persen tahun ini.
"Akan mengejar dengan cara yang baik, paling tidak persentase seperti yang diharuskan BI," jelasnya
Adapun, untuk
non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah Bank Mayapada sepanjang tahun lalu sebesar 1,01 (
net) dan 1,69 persen (
gross). Menurut Rudi, pencapaian tersebut terbilang menggembirakan bagi perusahaan jika dibandingkan dengan industri secara keseluruhan.
"Industri itu masih sekitar 3 persenan, kami itu masih bagus sekali, karena memang tahun lalu itu berat sekali memang kan," tandas Rudi.
Sekadar informasi, laba sebelum pajak tahun kemarin tumbuh sekitar 44 persen menjadi Rp1,2 triliun dari tahun 2015 sebesar Rp800 miliar. Pertumbuhan ini disebabkan oleh tumbuhnya kredit sepanjang tahun lalu.
"Karena bisnis kami kan masih penyaluran kredit, masih dari bunga kredit," ujar Rudi.
Sementara, aset perusahaan tahun lalu tumbuh sekitar 28 persen dari tahun 2015 sebesar Rp47 triliun menjadi sekitar Rp61 triliun. Untuk tahun ini, Bank Mayapada berharap adanya pertumbuhan aset sekitar 18 persen.
(gen)