Jakarta, CNN Indonesia -- Belum genap satu hari sejak memisahkan diri dari sang induk, PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera (AJSB) sudah bercita-cita untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Niat tersebut diutarakan demi menggemukkan permodalannya melalui aksi penawaran saham perdana (
initial public offering/IPO).
Komisaris Utama AJSB Suranto mengatakan, opsi mempertebal modal perusahaan melalui IPO terbuka lebar, mengingat AJSB sudah memisahkan diri dari induknya (
spin off), yakni Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.
"Ini tidak menutup kemungkinan AJSB untuk menerbitkan saham baru, seperti IPO. Kalau sudah berbentuk PT kan akses untuk permodalan itu lebih mudah. Justru salah satu tujuannya
spin off itu," ujarnya, Senin (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AJSB tercatat mengantongi modal sebesar Rp100 miliar yang merupakan suntikan dari sang induk usaha ketika berdiri sebagai PT. Namun, diperkirakan kebutuhan modal tersebut akan semakin meningkat, seiring dengan pertumbuhan bisnis asuransi jiwa syariah di Indonesia.
Sementara itu, sebagai perusahaan baru berdiri, kondisi finansial AJSB dianggap kuat dengan indikator rasio Risk Based Capital (RBC) yang mencapai 49 persen atau di atas ketentuan wajib Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar 30 persen.
"Mungkin satu tahun atau dua tahun baru ada rencana (IPO)," jelasnya.
Lahirnya AJSB merupakan salah satu upaya penyelamatan bisnis sang induk usaha AJB Bumiputera 1912 yang saat ini tengah terlilit defisit keuangan. Pembentukkan entitas usaha baru menjadi pintu masuk bagi para investor untuk memarkir dana mereka di perusahaan asuransi tertua di Indonesia itu secara tidak langsung.
Status perusahaan AJB Bumiputera 1912 sendiri bersifat mutual, sehingga tidak bisa menerima suntikan modal secara sembarangan. AJB Bumiputera 1912 pun membentuk dua entitas usaha baru, yaitu PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB) serta PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera (AJSB) untuk melanjutkan bisnis asuransi di Indonsia.
"Kebetulan AJSB ini jadi duluan, karena cikal bakal bisnis syariah sebelumnya sudah ada," pungkas Suranto.
Namun, AJSB juga tidak akan menerapkan sistem profit sharing dengan induk usaha. Hal ini berbeda dengan yang harus dilakukan oleh perusahaan saudara yang berbisnis di bidang asuransi jiwa konvensional PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB).