Utang Luar Negeri Sentuh US$316 Miliar per November 2016

CNN Indonesia
Senin, 16 Jan 2017 19:10 WIB
Dibandingkan bulan sebelumnya, utang ini tercatat melambat. Perlambatan disinyalir karena penurunan utang sektor publik dan swasta.
Dibandingkan bulan sebelumnya, utang ini tercatat melambat. Perlambatan disinyalir karena penurunan utang sektor publik dan swasta. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah utang luar negeri (ULN) Indonesia pada November 2016 sebesar US$316 miliar. Jumlah ini tercatat tumbuh 3,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun demikian, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ULN Indonesia melambat. Pada Oktober 2016, ULN tercatat tumbuh 6,5 persen secara year on year. Perlambatan disinyalir karena penurunan utang sektor publik dan swasta.

"BI memandang perkembangan ULN pada November 2016 masih cukup sehat, namun tetap mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara dalam keterangan resmi, Senin (16/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila dirinci berdasarkan kelompok peminjam, bank sentral mencatat posisi utang luar negeri nasional didominasi oleh utang sektor swasta. Posisi ULN sektor publik dan swasta masing-masing tercatat sebesar US$154,5 miliar (48,9 persen dari total ULN) dan US$161,5 miliar (51,1 persen dari total ULN).

Adapun, ULN sektor publik tumbuh hingga 12,1 persen pada November 2016. Sementara, ULN sektor swasta turun 3,4 persen.

Berdasarkan jangka waktunya, utang luar negeri Indonesia didominasi oleh utang-utang berjangka panjang (86,7 persen dari total ULN). Utang berjangka panjang mencapai US$274,1 miliar, terdiri dari sektor publik sebesar US$153,7 miliar atau 56,1 persen dari total ULN jangka panjang dan sektor swasta sebesar US$120,4 miliar.

Sementara itu, ULN berjangka pendek sebesar US$ 42,0 miliar, terdiri dari ULN sektor swasta sebesar US$ 41,2 miliar dan sektor publik sebesar US$ 800 juta. ULN berjangka panjang tumbuh 3,1 persen, sementara utang jangka pendek naik 7,1 persen.

Berdasarkan data BI, utang luar negeri swasta masih didominasi oleh sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,8 persen.

"Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," pungkas Tirta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER