Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak ditutup menguat pada hari Kamis (19/1) waktu Amerika Serikat (AS). Namun penguatan itu tertahan oleh meningkatnya stok minyak AS dan penguatan nilai tukar dolar AS.
Dikutip dari Reuters, data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat pada pekan lalu seiring pemangkasan produksi yang dilakukan oleh industri pengilangan.
Di samping itu, data EIA menunjukkan bahwa persediaan bensin di AS juga menunjukkan pertumbuhan. Persediaan di pantai Timur AS mengembang ketika perusahaan kilang menyimpan hasil produksinya untuk musim panas mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sentimen harga minyak kali ini juga dipengaruhi oleh laporan International Energy Agency (IEA) yang mengatakan bahwa pasar minyak telah mengetat bahkan sebelum pemangkasan produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).
IEA melaporkan bahwa terlalu cepat untuk menilai kepatuhan anggota-anggota OPEC dalam pemangkasan produksi, mengingat persediaan minyak di negara-negara maju turun selama empat bulan di November. Penurunan persediaan mungkin akan kembali terjadi pada bulan Desember.
Namun, Kepala IEA Fatih Birol mengatakan, produksi minyak non-konvensional AS bisa meningkat 500 ribu barel per hari sepanjang 2017.
Di tengah berbagai sentimen tersebut, harga Brent tetap ditutup menguat US$0,24 per barel ke angka US$54,16 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$0,29 per barel ke angka US$51,37 per barel.
(gen)