Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menanggapi ditetapkannya mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Emirsyah Satar sebagai tersangka kasus suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya mengikuti proses hukumnya saja. Kami mengikuti saja akhirnya bagaimana, tetapi ini kan semua akhirnya ke perorangan," tutur Rini saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (20/1).
Sebagai perusahaan publik, Rini meminta Garuda Indonesia tetap menjaga tata kelola perusahaan yang baik (
good corporate governance).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk Garuda [Garuda Indonesia], sebagai perusahaan publik, harus tetap good corporate governance," kata Rini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Emirsyah telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus suap sejak kemarin. Emirsyah diduga menerima suap dalam bentuk uang dan barang senilai lebih Rp20 miliar.
Salah satu barang yang diterima Emirsyah yakni, kondominium yang disewakan di Singapura. Namun, Emirsyah membantah telah melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan selama ia menjabat sebagai pemimpin utama di Garuda Indonesia.
"Sepengetahuan saya, selama saya menjadi Direktur Utama di Garuda Indonesia, saya tidak pernah melakukan perbuatan yang koruptif ataupun menerima sesuatu yang berkaitan dengan jabatan saya," ujar Emirsyah melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.
Namun demikian, ia berkomitmen tetap menghormati proses hukum dan bekerja sama dengan penyidik KPK untuk membuktikan ini semua. Seperti diketahui, Emirsyah telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK sejak kemarin karena diduga menerima suap dalam bentuk uang dan barang senilai lebih Rp20 miliar. Salah satu barang yang diterima Emirsyah yakni, kondominium yang disewakan di Singapura.
"Saya sudah ditetapkan menjadi tersangka dan itu merupakan kewenangan KPK, sekalipun demikian saya tetap menghormati proses hukum," pungkasnya.
Selain itu, KPK menyatakan adanya keterlibatan produsen mesin jet pesawat Rolls-Royce dalam kasus Emirsyah. Pihak Rolls-Royce pun telah mengakui dan telah meminta maaf atas suap berupa mobil mewah dan jutaan poundsterling kepada beberapa pihak di enam negara, termasuk Indonesia.
Mengutip The Guardian, penyelidikan yang dilakukan pihak berwenang di Inggris menemukan Rolls-Royce memberi suap US$2,25 juta dan mobil Rolls-Royce Silver Spirit kepada salah satu individu untuk mengubah dan mempengaruhi kontrak dengan Rolls-Royce terkait penyediaan mesin jet Trent 700 bagi Garuda Indonesia.
Harga saham Garuda Indonesia pun ikut berpengaruh dengan adanya kejadian ini. Hingga pukul 13.18 WIB, harga saham Garuda Indonesia tercatat turun dua poin (0,58 persen) di level Rp344 per saham. Sementara, harga saham Garuda Indonesia anjlok 2,26 persen di level Rp346 per saham pada penutupan perdagangan kemarin setelah bergerak dalam rentang harga Rp346-Rp362 per saham.