Pertamina Sanggupi Perjanjian Jual Beli Listrik PLTGU Jawa 1

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 23 Jan 2017 15:48 WIB
Vice President Gas and Power Commercialization Pertamina Ginanjar mengaku siap meneken PPA PLTGU Jawa 1 hari ini.
Vice President Gas and Power Commercialization Pertamina Ginanjar mengaku siap meneken PPA PLTGU Jawa 1 hari ini. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) masih belum tahu perihal waktu pelaksanaan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) untuk Pembangit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1. Namun, manajemen Pertamina mengaku siap menandatangani kesepakatan tersebut sesegera mungkin.

Vice President Gas and Power Commercialization Pertamina Ginanjar mengatakan, seharusnya penandatanganan PPA dilakukan pada Senin (23/1) ini. Namun, sampai sekarang belum ada pemberitahuan dari PLN ihwal waktu pelaksanaannya.

"Seharusnya hari ini PPA dilakukan. Tapi konsorsium Pertamina siap jika PPA dilakukan kapanpun," tutur Ginanjar kepada CNNIndonesia.com, Senin (23/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut ia menyebut, sebenarnya sudah tidak ada permasalahan lagi dengan PLN terkait poin-poin PPA yang disepakati. Hanya saja, saat ini pemberi dana masih meninjau kembali syarat-syarat pemberian dana (bankability review).

Selain itu, ia juga membantah jika masih ada permasalahan terkait jumlah setrum yang perlu diserap oleh PLN. Ia mengatakan, permasalahan tersebut sudah diselesaikan oleh konsorsium Pertamina, yang terdiri dari Pertamina, Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation.

"Isu itu sudah diselesaikan oleh Pertamina dan Konsorsium. Kini masalahnya adalah masalah bankability saja, dan ini merupakan common practice di project financing. Layaknya sebuah bank akan mendanai sebuah proyek, mereka harus pastikan bahwa proyek ini akan jalan," terangnya.

Menurutnya, isu kritis dari bankability ini berakar dari suplai gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG). Saat ini, masih belum ada kejelasan mengenai persediaan LNG yang akan memasok PLTGU Jawa 1.

Ginanjar mengatakan, PLTGU Jawa 1 membutuhkan LNG sebanyak 20 hingga 21 kargo agar pembangkit bisa beroperasi sebesar 60 persen dari total kapasitas sebesar 2 x 800 Megawatt (MW). Namun, pasokan gas yang disediakan British Petroleum dari blok Tangguh dianggap belum cukup. Padahal, calon pemberi dana dianggap cukup berminat untuk mendanai proyek ini.

"Lender sih berminat dan sudah menyampaikan surat dukungan pada saat bidding submission. Tapi lender juga perlu memastikan, apakah proyek ini bankable atau tidak. Namun review lender harusnya cepat," jelasnya.

Sebagai informasi, tenggat jual beli listrik seharusnya dilakukan pada hari ini setelah Pertamina dianggap PLN melebihi jangka waktu pelaksanaan PPA di dalam Letter of Intent (LoI), yaitu 45 hari setelah lelang diumumkan.

PLN mengakui, terdapat delapan masalah yang menyebabkan belum tercapainya penandatanganan kontrak jual-beli listrik dengan konsorsium Pertamina. Dua diantaranya adalah masalah pasokan gas dan bankability.

PLTGU Jawa 1 sendiri merupakan proyek senilai US$2 miliar, atau setara dengan Rp26 triliun. Di dalam lelang tersebut, konsorsium Pertamina mengalahkan pesaing lain yaitu konsorsium PT Adaro Energi Tbk - Sembcorp, konsorsium Mitsubishi Corporation - JERA - PT Rukun Raharja Tbk - PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), serta konsorsium PT Medco Power Generation Indonesia - Nebras Power - Korea Electric Power Corporation. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER