Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham AS beringsut lebih rendah pada perdagangan Senin (24/1) karena langkah awal Presiden Donald Trump memperlihatkan sikap protektif terhadap perdagangan, memberikan investor alasan untuk berpikir ulang terkait penguatan pasca-pemilu.
Seperti dilansir dari
Reuters, dalam perintah eksekutif terbarunya, Trump secara resmi menarik Amerika Serikat dari 12 negara kemitraan kesepakatan perdagangan Trans-Pacific.
Tak hanya itu, Trump juga telah bersumpah untuk menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan para pemimpin dari Kanada dan Meksiko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Investor benar-benar mencoba untuk mengukur apa potensi dampak atau imbas dari pendekatan Trump untuk perdagangan, ekonomi, pajak dan regulasi," kata Peter Kenny, ahli strategi pasar senior Global Markets Advisory Group, di New York.
Sebelumnya pada hari itu, Trump bertemu dengan selusin bos manufaktur terkemuka Amerika di Gedung Putih dan mengatakan ia akan memangkas peraturan dan memotong pajak perusahaan untuk meningkatkan perekonomian.
Trump juga berencana untuk bertemu dengan para pemimpin dari perusahaan konstruksi dan serikat pekerja lembar logam pada Senin dan para eksekutif bidang otomotif pada Selasa.
Penguatan pasca pemilu menyebabkan bursa saham Wall Street telah naik ke tertinggi sejak pemilu, tetapi telah terhenti baru-baru ini, dengan S&P 500 telah turun moderat dalam beberapa pekan berturut-turut, karena investor telah menjadi waspada tentang dampak potensial dari sikap isolasionistis pada perdagangan dunia.
"Ini lebih atau kurang adalah kemunduran untuk lebih lanjut. Apa yang menarik saya adalah, kita belum melihat kemunduran tajam," kata Kenny.
Indeks Dow Jones Industrial Average DJI turun 27,4 poin atau 0,14 persen ke 19.799,85, indeks S&P 500 kehilangan 6,11 poin atau 0,27 persen ke 2.265,2 dan indeks Nasdaq Composite turun 2,39 poin atau 0,04 persen ke 5.552,94.
Sementara indeks dolar AS menyentuh level terendah dalam tujuh minggu di level 100,18 terhadap sekeranjang mata uang utama. Namun harga safe haven emas mencapai level tertinggi dalam dua bulan.
Saham energi, turun 1,1 persen, berkinerja terburuk dari 11 besar sektor S&P, karena harga minyak anjlok usai tanda-tanda pemulihan yang kuat dalam pengeboran AS. Saham Halliburton membebani sektor ini, turun 2,9 persen setelah penyedia jasa blok minyak No. 2 di dunia ini melaporkan kerugian lebih besar pada kuartal terakhir.
Adapun saham Qualcomm anjlok 12,7 persen menjadi US$54,88 per lembar setelah Apple mengajukan gugatan US$1 miliar terhadap pemasok chip itu pada hari Jumat. Saham tersebut mengalami hari terburuk sejak November 2015 dan merupakan hambatan terbesar pada indeks S&P dan Nasdaq.
(gir)