PLN: Pemerintah Buka Impor Gas untuk Pembangkit

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2017 10:18 WIB
PT PLN (Persero) mengaku mendapatkan informasi jika aturan itu akan terbit pada akhir bulan ini.
PT PLN (Persero) mengaku mendapatkan informasi jika aturan itu akan terbit pada akhir bulan ini. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menyatakan pemerintah sedang mempersiapkan peraturan terkait pengaturan alokasi gas bagi pembangkit listrik. Perusahaan setrum pelat merah itu menyebut, salah satu poin peraturan tersebut adalah menyangkut impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) demi mengamankan pasokan pembangkit dengan tenaga gas.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mendapatkan informasi jika beleid itu akan terbit pada akhir bulan ini. PLN, lanjutnya, sangat tertarik untuk mengimpor LNG jika wewenang tersebut disetujui. Asalkan, harga LNG impor memang lebih murah dibanding gas domestik.

"Kalau misalnya harga yang kami dapat di dalam negeri lebih tinggi dari yang ditetapkan, maka kami diperbolehkan impor LNG. Intinya adalah, bagaimana menekan Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik supaya tarif listrik lebih efisien," ujar Nicke, Rabu (25/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, ia mengatakan bahwa beleid ini juga dimaksudkan untuk memotivasi harga gas domestik agar bisa bersaing dengan LNG impor. Sehingga, PLN bisa lebih banyak menyerap gas dalam negeri dan tarif listrik bisa lebih murah.

Kendati demikian, PLN tak mau tergesa-gesa dalam mengimpor LNG. Ia mengatakan, perusahaan masih tetap melihat potensi gas murah yang terdapat di dalam negeri.

"Kami belum bicara impor dulu, prioritaskan untuk domestik dulu dong. Tapi kembali lagi, masalah aturan itu bagaiman me-secure gas untuk pembangkit dan kami bisa dapat harga yang paling bagus," pungkas Nicke.

Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2016 hingga 2025, energi gas diharapkan bisa menyumbang 24,3 persen terhadap bauran energi (energy mix) nasional. Angka tersebut bisa bertambah menjadi 29,4 persen jika kontribusi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 25 persen tidak tercapai.

Kebutuhan gas bagi pembangkit di dalam RUPTL 2016 hingga 2025 sendiri tercatat 4.337 BBTUD dan bisa menghidupi pembangkit listrik sebesar 44.234 Megawatt (MW).

Data PLN menunjukkan, kapasitas PLTG atau PLTMG terpasang per November 2016 tercatat sebesar 15.141 Megawatt (MW). Angka ini mengambil porsi 28,03 persen dari total kapasitas pembangkit sebesar 54.015 MW.

Sebelumnya, pemerintah juga membuka opsi impor LNG untuk mengamankan gas bagi industri.

"Iya (impor gas). Bukan menurunkan, tapi menjamin suplai kepada industri," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (24/1). (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER