Jakarta, CNN Indonesia -- Kegagalan calon favorit Warren Buffett untuk menduduki Gedung Putih ternyata tidak meredupkan nafsu berinvestasi saham miliarder tersebut.
Seperti dilansir dari
Reuters, Buffett mengungkapkan bahwa ia telah membeli saham senilai US$12 miliar untuk perusahaannya, Berkshire Hathaway Inc, sejak calon dari Partai Republik, Donald Trump, mengalahkan kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan presiden AS 8 November 2016.
Dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara talk show Charlie Rose yang disiarkan pada Jumat malam di AS, Buffett mengaku bahwa pembelian saham pasca-pemilu oleh Berkshire secara keseluruhan memang lebih tinggi. Hal itu juga tercermin dari saham yang dibeli oleh deputinya, Todd Combs dan Ted Weschler.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami, secara bersih, sudah membeli US$12 miliar saham sejak pemilu. Orang-orang yang bekerja dengan saya, dua orang itu [Combs dan Weschler], mereka mungkin membeli sedikit atau menjual sedikit juga," kata Buffett.
Untuk diketahui kecepatan Berkshire dalam membeli saham kali ini tidak biasa. Perusahaan itu telah menghabiskan dana dalam waktu kurang dari tiga bulan, atau kira-kira setengah dari yang biasa dihabiskan untuk ekuitas dalam tiga tahun, yang berakhir 30 September 2016.
Di sisi lain, Buffett kurang tahu apakah Berkshire telah menambahkan kepemilikan sahamnya di empat perusahaan penerbangan terbesar AS, yaitu American Airlines Group Inc, Delta Air Lines Inc, Southwest Airlines Co dan United Continental Holdings Inc.
Untuk diketahui, Berkshire mengungkapkan kepemilikan saham perusahaan tersebut pada pertengahan November lalu, mengejutkan pelaku pasar karena ketidaksukaan yang diberikan Buffett untuk sektor ini sebelumnya.
Saat ditanya mengapa Berkshire akhirnya terjun di saham tersebut, Buffett mengatakan, "Sebagian besar adalah keputusan saya."
Berkshire kemungkinan mengungkapkan beberapa saham yang telah dibeli pada 14 Februari 2017, sesuai dengan aturan yang berlaku di AS tentang daftar sebagian kepemilikan saham pada akhir tahun.
Sebelumnya, konglomerat yang berbasis di Nebraska ini memiliki portofolio saham sebesar US$102,5 miliar sampai 30 September 2016. Namun hal itu tidak termasuk sahamnya di Kraft Heinz Co.
Adapun harga saham AS telah naik setelah Donald Trump terpilih, mencerminkan optimisme investor bahwa kebijakannya mungkin meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dibantu oleh Kongres, yang juga di bawah kendali Partai Republik.
(gir)