Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indo Premier Investment Management (IPIM) menerbitkan produk investasi reksa dana yang bisa diperdagangkan di lantai bursa (Exchange Trade Fund/ETF) dengan pengelolaan berbasis Surat Berharga Negara (SBN). Produk yang diberi nama Premier ETF Indonesia Sovereign Bonds itu resmi dicatatkan di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia dengan kode XISB, Kamis (2/2).
Direktur Utama IPIM Diah Sofiyanti mengatakan, mengatakan produk tersebut diharapkan dapat memberikan pilihan bagi investor untuk berinvestasi pada SBN. XISB kana menjadit ETF kesembilan yang dikelola oleh IPIM dan untuk produk ETF terbaru ini, IPIM menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) sebagai bank kustodian dan PT Indo Premier Securities sebagai diler partisipan.
"Semoga dengan produk ini kami bisa memperkaya ragam produk ETF di Indonesia agar bisa dimanfaatkan investor sebagai investasi yang fleksibel, mudah dan murah sehingga mempermudah startegi pengelolaan dan pencapaian target imbal hasil portofolio investor," ujar Diah di BEI, Kamis (2/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produk IXSB merupakan ET dengan underlying asset obligasi pertama yang dikelola oleh IPIM. Tujuan IPIM memilih SBN adalah untuk mendukung program pemerintah dalam mempermudah pelaksanaan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/0.5/2016 yang mewajibkan Lembaga Jasa Keuangan Non Bank untuk memiliki SBN termasuk Surat Utang Negara (SUN) atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) minimal 30 persen tahun ini.
"Untuk memberikan kemudiahan bagi investor dalam berinvestasi di SUN, maka kami menerbitkan ETF dengan aset mendasari berupa SBN, sehingga investor dapat melakukan diversifikasi risiko ke beberapa seri SUN dala satu transaksi," jelasnya.
IPIM pun membanderol Rp40.000 untuk pembelian tiap satu slot ETF XISB. Setiap satu slot tersebut diharapkan masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi dan mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama PT Jiwasraya sekaligus Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menyambut baik diluncurkannya produk EFT berbasis SBN tersebut. Hal ini menurutnya sesuai dengan permintaan para anggota asosiasi terhadap produk SBN yang diwajibkan dimiliki oleh lembaga keuangan non bank seperti Dana Pensiun, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, Asuransi Jiwa dan Asuransi Umum.
"Pasar saham saat ini masih bullish, di sisi lain kami juga harus memenuhi ketentuan OJK yang mencapai 30 persen. Tentu ini bisa menjadi alternatif tambahan bagi para pelaku industri," ujar Hendrisman.
Tahun ini, Jiwasraya sendiri berencana memperbesar porsi investasi di pasar saham dengan target perolehan total hasil investasi mencapai Rp3,2 triliun.
(gir)