Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah bakal mempertajam kebijakan untuk mendongkrak kinerja industri manufaktur tahun 2017. Pasalnya, pertumbuhan industri manufaktur terus mengalami perlambatan dalam tiga tahun terakhir.
"Memang belum membaik juga. Pertumbuhannya masih di bawah pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sehingga itu memang perlu penajaman kebijakan kelihatannya," tutur Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat ditemui di kantornya, kemarin.
Namun demikian, Darmin belum merinci penajaman kebijakan yang akan dilakukan pemerintah. Hingga tahun lalu, pemerintah sendiri telah menerbitkan 14 paket kebijakan ekonomi. Namun pelaksanaannya belum optimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir laju pertumbuhan sektor manufaktur tengah mengalami perlambatan. Selama tiga tahun terakhir pertumbuhan industri manufaktur hanya tumbuh 4,64 persen, 4,33 persen, dan 4,29. Sementara, pertumbuhan ekonomi selama periode 2014-2016 tercatat sebesar 5,01 persen, 4,88 persen, dan 5,02 persen.
Di sisi lain, sektor manufaktur merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian dari sisi produksi. Secara berturut-turut porsi sektor manufaktur terhadap perekonomian selama tiga tahun terakhir mencapai 21,07 persen, 20,97 persen, dan 20,51 persen.
Tak hanya itu sektor manufaktur juga banyak menyerap tenaga kerja.
Disebut Darmin, lesunya kinerja sektor manufaktur juga disebabkan oleh realisasi investasi yang belum optimal.
"Ada beberapa yang investasinya sudah dirancang tetapi realisasinya tidak mulai-mulai. Terutama yang besar-besar seperti kilang atau petrokimia," jelasnya.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto menilai tren turun pertumbuhan industri manufaktur kontradiktif dengan semangat pelaksanaan paket kebijakan ekonomi. Karenanya, pemerintah perlu memperbaiki implementasi paket kebijakan di lapangan.
"Hal itu kan tujuannya untuk memperbaiki investasi, khususnya di industri. Faktanya indusri tetap saja kalah. Bahkan, pertumbuhannya sekarang hanya 4,29 tidak bisa lagi menyamai pertumbuhan ekonomi. Hal ini harus benar-benar menjadi perhatian pemerintah," jelasnya.
(gen)