Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak menurun pada perdagangan Senin (6/2) setelah persediaan yang melimpah dan diperkirakan akan mengimbangi pemangkasan produksi yang dilakukan organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).
Dikutip dari
Reuters, harga minyak belakangan ini memang disokong oleh pengaruh pembatasan produksi OPEC.
Namun, data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak meningkat selama empat pekan berturut-turut. Apalagi, data menunjukkan bahwa pengeboran minyak di AS pekan lalu mencapai jumlah tertinggi sejak Oktober 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS menjadi sentimen harga minyak belakangan ini. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menerapkan sanksi baru terhadap negara Teluk Persia itu seiring pelaksanaan ujicoba misil.
Memang, tensi antara Iran dan AS tak mempengaruhi produksi minyak. Namun, terdapat kekhawatiran bahwa kondisi ini akan berkembang dan memberatkan ekspor dari Iran.
Hasilnya, harga minyak Brent berjangka turun US$1,09 ke angka US$55,72 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun US$0,82 ke angka US$53,01 per barel. Ini merupakan penutupan terendah sejak 31 Januari silam.
(gir)