Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak meningkat 2 persen pada hari Kamis waktu Amerika Serikat (AS) yang didorong oleh pengutan pada saham-saham AS. Meski demikian, peningkatan harga pada minyak mentah berjangka tertahan oleh banyaknya persediaan di tengah upaya produsen minyak untuk mengurangi produksi.
Dikutip dari
Reuters, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sempat mencapai US$54,06 per barel, atau titik tertinggi selama tiga pekan terakhir sejak penguatan terjadi pada indeks Dow Jones Industrial Average dan menyentuh posisi 20.000 untuk pertama kalinya.
Sayangnya, penguatan harga minyak itu tertahan oleh laporan persediaan minyak AS pada Rabu lalu yang menunjukkan bahwa persediaan minyak AS meningkat 2,8 juta barel menjadi 488,4 juta barel pada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, persediaan bensin juga meningkat signifikan ke angka 253 juta barel. Hal tersebut menyebabkan margin produk hasil pengilangan menurun.
Sebagai informasi, produksi minyak AS telah meningkat 6,3 persen sejak pertengahan tahun lalu ke angka 8,96 juta barel per hari. Peningkatan produksi dan persediaan minyak AS bisa mengganggu upaya organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dalam memangkas produksi.
Akibatnya, harga minyak WTI berjangka meningkat US$1,03 ke angka US$53,78 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent meningkat US$1,16 ke angka US$56,24 per barel.
Pergerakan kedua harga patokan minyak itu selalu terjadi di rentang sempit setelah OPEC setuju untuk membatasi produksi sebesar 1,8 juta barel per hari sepanjang semester I 2016. Namun, ini bisa digagalkan oleh produksi minyak AS yang terus meningkat.
(gir)