DBS Rambah Bisnis Kartu Kredit Lewat Jaringan ANZ

CNN Indonesia
Jumat, 10 Feb 2017 11:52 WIB
Peralihan nasabah kartu kredit terjadi awal tahun depan, setelah bisnis wealth management dan perbankan ritel milik ANZ resmi diakuisisi oleh DBS.
Direktur Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia Wawan Salum (tengah) saat memberikan keterangan pers terkait bisnis consumer banking tahun lalu. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) berencana merambah bisnis kartu kredit usai DBS Bank Ltd mengakuisisi sebagian bisnis wealth management dan perbankan ritel milik ANZ di lima pasar, termasuk Indonesia.

Direktur Consumer Banking Group DBS Indonesia Wawan Salum mengatakan, nantinya DBS akan mengambil alih nasabah kartu kredit ANZ Indonesia yang saat ini jumlah nya mencapai 800 ribu. 

"Jadi nanti kartunya akan di-rebranding menjadi DBS," ujar Wawan, dikutip Jumat (10/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia memastikan peralihan nasabah kartu kredit tersebut akan terjadi pada awal tahun depan atau setelah bisnis wealth management dan perbankan ritel milik ANZ secara legal resmi diakuisisi oleh DBS. Untuk masuk ke bisnis tersebut, Wawan mengaku DBS tidak perlu lagi mengucurkan investasi untuk membangun infrastruktur kartu kredit. 

"Tidak harus kucurkan investasi lagi kalau kita sudah punya kartu kredit limpahan dari ANZ. Kalau kita buat sendiri pasti investasinya lebih besar," ujarnya. 

Langkah akuisisi DBS tersebut dinilai cukup strategis untuk memperluas basis nasabah DBS di Indonesia. Secara total, menurut Wawan, DBS akan memperoleh tambahan sekitar 1 juta nasabah ritel dan wealth management.

"Secara efektif ini akan meningkatkan jumlah nasabah kami sebesar enam kali lipat," ujarnya.

Sepanjang 2016, bisnis consumer banking DBS telah mencapai pertumbuhan pendapatan hingga 62 persen secara year on year (yoy). Beberapa unit bisnis yang berkontribusi terhadapa pertumbuhan bisnis tersebut meliputi bisnis wealth management, Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Bisnis wealth management mencatat kenaikan signifikan sebesar 44 persen dari Rp9,1 triliun di akhir tahun 2015 menjadi Rp13,1 triliun di akhir 2016. Pertumbuhan DPK DBS juga tercatat tumbuh 16 persen dari 2015 menjadi Rp17,2 triliun di akhir 2016.

Tahun ini, Wawan menargetkan pertumbuhan secara keseluruhan consumer banking hingga 18 persen dari tahun lalu. Khusus untuk bisnis wealth management dan KTA ditargetkan masing-masing tumbuh hingga 15 persen.

"Tahun ini sekitar 15 persen. Pendorongnya adalah mudah-mudahan dana amnesty yang sudah masuk ke Indonesia bisa jadi pendorong. Kan ada di banyak bank, di lock tiga tahun tapi bukan di satu bank," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER