Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq menuturkan, perusahaannya telah melakukan transformasi bisnis sejak tiga tahun lalu atau tepatnya 2014 lalu dalam beberapa proyek pembangunan jalan tol.
Namun, tentu Waskita tak menanamkan modal 100 persen dalam proyek jalan tol yang dibangunnya. Perusahaan tersebut menjalin kerja sama dengan perusahaan lain, baik swasta maupun perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya.
Misalnya saja, Waskita akan bekerja sama dengan operator jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Jika kerja sama dengan Jasa Marga, maka Waskita akan bertindak sebagai investor minoritas. Namun, jika dengan perusahaan swasta maka Waskita akan menjadi investor mayoritas atau setidaknya 60 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan menjadi investor pasar Waskita jauh lebih besar karena jika sebagai investor kan berarti Waskita jadi kontraktornya juga, jadi seperti proyek Waskita sendiri," tutur Choliq.
Lebih lanjut Choliq menjelaskan, kini Waskita lebih banyak berperan sebagai investor dalam segala proyeknya. Hampir 80 persen dari semua proyeknya, Waskita menanamkan modal di sana, sedangkan sisanya atau 20 persen merupakan hasil tender dan murni menjadi kontraktor. Dengan model bisnis seperti ini, ia bercita-cita dapat menumbuhkan aset perusahaan hingga Rp90 triliun pada tahun ini.
"Nah untuk 2018 mudah-mudahan bisa sampai Rp100 triliun lebih," imbuh Choliq.