Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjamin pasokan listrik saat pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah atau Pilkada serentak di 101 daerah di Indonesia berlangsung aman. Tidak hanya saat pencoblosan, tapi juga terutama saat penghitungan suara yang diperkirakan berlangsung sampai malam hari dan di daerah pelosok.
"Pencoblosan dilakukan di siang hari, yang bukan beban puncak," kata I Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN saat dihubungi Rabu (15/2).
"Dalam situasi normal tanpa kondisi darurat seperti bencana, akan tetap ada pasokan listrik. Namun, antisipasi saat penghitungan sampai malam, kami juga menyiapkan diesel terutama di daerah tertentu seperti di pelosok-pelosok," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Made tidak mengkhawatirkan pasokan listrik untuk pulau Jawa dan Bali, akan tetapi PLN mengantisipasi untuk daerah di luar dua pulau tersebut seperti di kawasan Indonesia Timur.
Selain itu, PLN juga mengantisipasi pertambahan beban saat malam hari di daerah-daerah akibat kepulangan orang ke kampung halamannya untuk Pilkada.
"Mesin diesel sudah disiapkan di unit-unit kerja kami, terutama di titik penghitungan suara," kata Made.
Pilkada serentak 15 Februari 2017 berlangsung di 101 daerah yang diikuti lebih dari 41,8 juta pemilih yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum, 101 daerah tersebut mencakup tujuh provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten.
DKI Jakarta, salah satu daerah yang menyelenggarakan Pilkada, diperkirakan PLN memiliki beban puncak sebesar 2.888 Mega Watt (MW) pada siang hari, dan 3.129 MW saat malam.
Sedangkan dalam pernyataannya, PLN mencatat beban puncak tertinggi pada 2016 lalu terjadi sebesar 5.321 MW pada Mei lalu saat siang hari, dan 4.915 MW saat malam hari.
"Perkiraan beban puncak baik siang maupun malam masih di bawah beban normal pada hari biasa, maka diharapkan pasokan daya ke wilayah DKI Jakarta Raya dan sistem Jawa Bali dalam kondisi aman." kata Made.