Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah terus berupaya menjaga kestabilan harga bahan pangan agar tidak memberi dorongan besar pada laju inflasi bulanan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, kestabilan inflasi bahan pangan akan dilakukan dengan memastikan kestabilan harga di setiap pos rantai perdagangan.
"Ke depan, kami akan mengatur bagaimana tekan harga ditingkat konsumen dan mempertahankan harga di tingkat produsen yang wajar," ujar Amran di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (1/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Amran, pemerintah akan membentuk industri-industri kecil yang secara langsung menyerap hasil produksi petani.
Selain menyerap hasil produksi, industri kecil ini akan memberikan nilai tambah berupa pengemasan untuk memastikan kualitas produksi petani tetap terjaga dan dapat bersaing dengan produk pertanian negara lain.
"Dari petani, kami proses mulai dari hulu ke hilir, packaging langsung. Contohnya, beras petani di daerah Jombang telah kami lakukan," imbuh Amran.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Januari 2017 sebesar 0,97 persen. Berdasarkan data BPS, sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh harga yang diatur oleh pemerintah atau administered price sebesar 2,57 persen.
Untuk bahan makanan, sumbangan terhadap inflasi memang tak sebesar administered price, namun angkanya lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yakni dari 0,5 persen ke 0,66 persen.
Adapun BPS menyebutkan, harga pangan bergejolak atau
volatile food sebesar 0,67 persen. Untuk harga bahan makanan, kenaikan harga terjadi pada cabai rawit 0,1 persen dan ikan segar 0,07 persen di Januari lalu.
"Sebaliknya ada beberapa komoditas yang harganya turun yakni cabai merah -0,08 persen dan bawang merah -0,06 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto.
(gen)