Semarang, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) menjamin lini bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Mikro untuk masyarakat berpenghasilan Rp1,8 juta - Rp2,8 juta dan bekerja di sektor informal, tidak akan mengerek risiko kredit macet (nonperforming loan/NPL).
Pasalnya, Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, manajemen telah memetakan sejumlah langkah untuk meminimalisir NPL untuk produk KPR BTN Mikro tersebut.
"Yang utama, KPR BTN Mikro dilengkapi dengan asuransi 100 persen, sehingga kalau ada masalah dalam pembangunan rumah, semuanya ter-cover (tertutup)," ujarnya, saat peluncuran KPR BTN Mikro di Wisma Perdamaian, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, agunan yang dibayarkan pemohon kredit sangat sesuai dengan kemampuan rata-rata penghasilan pemohon kredit. Perbankan pelat merah itu juga memperketat seleksi pemberian KPR BTN Mikro hanya kepada pekerja sektor informal yang tergabung dalam suatu komunitas atau koperasi.
"Kami hanya beri kepada anggota komunitas yang jelas dan ada rekomendasi dari komunitas, sehingga manajemen pengurangan risiko sudah kami lakukan, kami pelajari," imbuh Maryono.
Dengan begitu, Maryono memproyeksi, rasio NPL bisa sedikit lebih baik dibandingkan dengan rasio NPL tahun lalu. Tahun lalu, NPL gross BTN sebesar 2,84 persen, NPL nett sebesar 1,85 persen.
Adapun NPL gross 2016 tercatat membaik dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,42 persen. NPL nett juga membaik dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,11 persen.
Sebagai informasi, BTN baru saja merilis KPR BTN Mikro yang dapat digunakan untuk pembelian rumah baru, pembelian rumah kedua (second), pembangunan rumah di atas lahan yang telah dimiliki, hingga perbaikan rumah atau renovasi.
Dalam produk kredit tersebut, BTN memberikan ketentuan uang muka (down payment/DP) mulai satu persen untuk pembelian rumah pertama dan DP 10 persen untuk perbaikan rumah. Tak hanya itu, BTN juga memberikan keleluasaan membayar kredit yang dapat dilakukan per hari, per minggu, atau per bulan.
Kemudian, BTN juga memberi promo bunga (fixed) sebesar 7,99 persen per tahun dengan jangka waktu kredit mencapai 10 tahun. Fasilitas ini diberikan kepada pekerja sektor informal yang tergabung dalam komunitas atau koperasi dan telah memiliki tabungan minimal selama tiga bulan dengan nominal sesuai dengan cicilan bulanan kredit yang diajukan.
Incar Kredit Tumbuh 20-22 PersenSelain memastikan mampu keluar dari bayang-bayang rasio NPL yang tinggi, Maryono menargetkan, KPR BTN Mikro mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit di tahun ini.
Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit yang dibidik perseroan mampu mencapai 20 persen sampai 22 persen apabila dibandingkan pertumbuhan kredit di 2016 lalu.
"Kami tetap melihat peminat kredit, tetapi kami yakin dengan produk kredit terbaru ini mampu meningkatkan pertumbuhan kredit kami karena tidak banyak yang menyasar ke sana," kata Maryono.
Akhir tahun lalu, pertumbuhan kredit BTN mencapai 18,34 persen atau mencapai Rp164,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp138,95 triliun.
Sebanyak 89,97 persen kredit tahun lalu disumbang oleh kredit sektor perumahan, yakni yang meningkat 18,43 persen dari Rp124,92 triliun pada 2015 menjadi Rp147,97 triliun pada akhir 2016.
(bir)