Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi saham sepanjang pekan ini anjlok 22,82 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Sepanjang pekan ini, rata-rata nilai transaksi saham harian turun dari Rp8,37 triliun menjadi hanya Rp6,46 triliun. Tak hanya itu, penurunan juga terjadi pada rata-rata frekuensi yang terkoreksi 11,92 persen.
Tercatat, rata-rata frekuensi hanya 360,32 ribu kali. Sedangkan, pada pekan sebelumnya rata-rata frekuensi mencapai 409,1 ribu kali. Kemudian, untuk rata-rata volume transaksi saham juga turun menjadi 19,08 miliar lembar saham, turun 13,67 persen dari pekan sebelumnya 22,1 miliar lembar saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pergerakan IHSG, bursa saham dalam negeri berhasil menguat sepanjang pekan meski tipis hanya 0,65 persen.
IHSG berhasil ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini pada level 5.385 dari posisi penutupan pekan sebelumnya di level 5.350. Kondisi ini juga beriringan dengan kenaikan kapitalisasi pasar menjadi Rp5.849 triliun, meningkat 0,66 persen dari sebelumnya Rp5.811 triliun.
Untuk pergerakan indeks sektoral, sektor aneka industri berhasil memimpin pergerakan indeks sektoral pekan ini. Sektor aneka industri meningkat tiga persen dari level 1.365,621 menjadi 1.325,783.
Sementara itu sektor tambang, barang dan konsumsi, infrastruktur, keuangan, perdagangan, dan manufaktur juga bergerak positif pekan ini. Namun, tiga sektor lainnya yakni, agrikultur, industri dasar, dan properti tercatat melemah.
Adapun, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melakukan pencatatan obligasi berkelanjutan II Tahap III Tahun 2017 senilai RP1,65 triliun.
Kemudian juga ada pencatatan obligasi berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 yang diterbitkan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dengan nilai Rp5,22 triliun.
Dengan demikian, BEI membukukan total emisi obligasi dan sukuk sepanjang Januari tahun ini senilai Rp8,43 triliun. Dengan pencatatan ini, maka jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat menjadi 316 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp311,63 triliun dan US$67,5 juta, yang diterbitkan oleh 108 emiten.
Sementara, jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI saat ini sebanyak 94 seri senilai Rp1,85 triliun dan US$1,24 juta. Kemudian, untuk EBA sendiri ada tujuh emisi dengan nilai Rp2,83 triliun.
(gil)