Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sugih Energy Tbk menargetkan produksi minyak mencapai 1.500 BOPD (barrel oil per day) di wilayah kerja Lemang, khususnya Lapangan Akatara, hingga akhir tahun nanti. Hingga saat ini, emiten dengan kode SUGI tersebut telah memproduksi minyak sebesar 300 BOPD dari Lapangan Akatara.
"Wilayah kerja Lemang telah berstatus produksi sejak November 2016, untuk lapangan Akatara direncanakan pengeboran lima sumur pengembangan. Sehingga, diharapkan produksi minyak dapat mencapai 1.500 BOPD hingga akhir tahun ini," ujar Direktur Utama Sugih Energy Supriyanto, mengutip Antara, Senin (27/2).
Ia menjelaskan, target tersebut seiring dengan telah diperolehnya fasilitas pinjaman dari Mandala Funding (Caymans) Ltd sebesar US$41 juta melalui entitas anak perusahaan, Eastwin Global Investment Ltd yang memegang hak 34 persen "participating interest" dari wilayah kerja Lemang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan telah ditandatanganinya fasilitas pinjaman itu, kami dari manajemen sangat optimistis terhadap rencana peningkatan produksi dari wilayah kerja Lemang dan menunjukan kepercayaan dari pihak investor luar terhadap kami," katanya.
Ia berharap, dengan kenaikan produksi, dampaknya bakal mendongkrak pendapatan Sugih Energy. Sehingga, mampu meningkatkan nilai saham. Adapun, sumber pembayaran pinjaman akan diperoleh dari hasil produksi minyak dan gas yang dihasilkan dari wilayah Lemang.
Fasilitas pinjaman akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja pada wilayah kerja Lemang untuk tahun 2016 dan 2017 sebagaimana diatur dalam Program Kerja dan Anggaran dan telah disetujui oleh pihak regulator, SKK Migas.
"Saat ini, produksi minyak di lapangan Akatara tersebut sudah sekitar 300 BOPD," paparnya.
Supriyanto menambahkan bahwa produksi puncak dari lapangan Akatara di wilayah kerja Lemang itu ditargetkan bisa mencapai hingga 10.000 BOPD. Ia optimistis, dalam 5-6 tahun ke depan target puncak itu dapat terealisasi.
Saat ini, Sugih Energy, memiliki empat aset minyak dan gas dengan skema kontrak "production sharing contract" (PSC). Seluruh aset itu berada di wilayah Sumatra, yakni Lemang dan Selat Panjang yang berstatus produksi, serta Kalyani dan Selat Panjang Non Konvensional dengan status eksplorasi.
(bir/gen)