Jakarta, CNN Indonesia -- Produksi minyak Blok Cepu yang dikelola bersama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan PT ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sempat mengalami penurunan drastis beberapa waktu lalu.
Direktur Utama PEPC Adriansyah mencatat, produksi minyak blok yang dikelolanya sempat turun menjadi 50 ribu barel per hari (bph) dari sebelumnya di kisaran 200 ribu bph.
“Produksi yang anjlok tersebut disebabkan karena cuaca buruk menyulitkan minyak yang dihasilkan untuk diangkut (
lifting) kata Adriansyah, dikutip Selasa (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan, lantaran
Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang hampir penuh, maka produksi minyak Blok Cepu sengaja diturunkan menjadi 50 ribu bph selama beberapa hari.
“Tetapi
lifting sudah bisa dilakukan dan produksi kembali normal ke level 200 ribu bph sejak Minggu (12/2),” jelasnya.
Adriansyah juga menyampaikan kemungkinan mengalirkan sebagian minyak Blok Cepu ke FSO Cinta Natomas milik PT Pertamina Hulu Energi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko jika terjadi sesuatu pada FSO Gagak Rimang.
Terkait rencana peningkatan produksi minyak Blok Cepu, Adriansyah menyatakan bahwa produksi ditargetkan stabil pada angka 200 ribu bph. Jika mengacu pada rencana ini, secara teknis, FSO Gagak Rimang masih mampu menampung produksi minyak Blok Cepu.
Penurunan produksi yang sempat terjadi, ditegaskannya tidak akan mengganggu upaya pencapaian target 200 ribu bph.
“Sedikit penurunan produksi mudah-mudahan bisa kami kompensasi tahun ini sehingga tidak mengganggu target pencapaian produksi,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Vice President Public and Government Affairs EMCL Erwin Maryoto. Menurut Erwin, turunnya produksi kemarin lantaran operator tidak dapat mengangkut minyak dari fasilitas penampungan dan bongkar muat (FSO Gagak Rimang) yang menyimpan poduksi minyak dari Blok Cepu.
Hal tersebut diakibatkan karena cuaca buruk dan ombak besar hingga membuat kapal tanker sulit merapat. Oleh sebab itu, pihaknya terpaksa mengurangi produksi agar FSO tidak penuh, namun sekarang produksi sudah normal kembali.
Erwin menjamin kapasitas FSO Gagak Rimang masih mampu menampung produksi minyak dari Blok Cepu, yang angka normal biasanya memang sekitar 185 ribu bph dan saat ini tengah dilakukan
high rate test untuk memastikan kinerja sumur dan fasilitas produksi dengan menaikkan produksi minyak sampai 205 ribu bph.
“Kapasitas FSO masih mencukupi untuk produksi 200 ribu bph, sesuai dengan target dalam
Work Plan and Budget (WP&B),” tegas Erwin.
Meski demikian, EMCL tetap melakukan langkah antisipasi agar hal serupa tidak terjadi lagi, yaitu dengan menggunakan tanker kapasitas besar untuk me-
lifting minyak dari Blok Cepu.
Blok Cepu menjadi salah satu ujung tombak pemerintah dalam mengejar target produksi minyak nasional sebesar 815 ribu bph dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini.
(gen)