Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bintraco Dharma berencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal I 2017. Perseroan menggelar penawaran umum perdana saham (
Initial Public Offering/IPO) senilai Rp1.750-Rp2.300 per lembar.
Rencananya, Bintraco siap mengeluarkan sebanyak 150 juta saham baru atau 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor. Dengan rencana tersebut, perusahaan berpotensi meraup dana hingga Rp345 miliar.
Bintraco adalah perusahaan yang memiliki kegiatan usaha otomotif melalui jaringan Nasmoco Group (diler resmi Toyota untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kecuali Kudus dan Jepara) dan pembiayaan kendaraan bermotor melalui PT Andalan Finance Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Bintraco Sebastianus Harno Budi mengatakan, penawaran umum akan dilakukan hingga akhir bulan Maret 2017 dengan PT Ciptadana Securities dan PT CIMB Securities Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek.
Ia menjelaskan, untuk memaksimalkan perolehan dana dari IPO ini, Bintraco akan menawarkan sahamnya hingga ke luar negeri. Rencana penggunaan dana IPO adalah untuk belanja modal, ekspansi dan modal kerja.
"Hingga saat ini, Nasmoco sudah memiliki 22 jaringan diler di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan untuk PT Andalan Finance Indonesia sendiri kami memiliki 37 cabang di seluruh Indonesia," tuturnya dalam keterangan resmi, Rabu (1/3).
Sebastianus menambahkan, perusahaan memiliki orientasi konsumen yang tinggi dengan penjualan yang telah mencapai lebih dari 80 ribu unit kendaraan, perbaikan lebih dari 1 juta kendaraan, serta penyaluran fasilitas pembiayaan lebih dari 110 ribu kendaraan selama 3 tahun terakhir.
Dari sisi kinerja keuangan, pendapatan Bintraco per 30 September 2016 mencapai Rp4,98 triliun, dengan porsi 86,3 persen diperoleh dari kegiatan usaha otomotif dan 13,7 persen dari kegiatan usaha pembiayaan kendaraan bermotor.
Sementara per 30 September 2015, pendapatan Bintraco sebesar Rp4,029 triliun, dengan porsi 85,1 persen berasal dari kegiatan usaha otomotif dan 14,9 persen dari kegiatan usaha pembiayaan kendaraan bermotor.
"Keunggulan kompetitif kami adalah keberhasilan dalam penerapan prinsip Kaizen, hubungan yang erat dengan Toyota, tim manajemen yang berpengalaman di bidangnya, kecepatan dalam memberikan persetujuan kredit dan basis konsumen yang kuat," kata Sebastianus.