Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai, pemerintah Arab Saudi akan lebih tertarik dengan investasi minyak dan gas (migas) di sektor hilir dibandingkan sektor hulu.
Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengemukakan, kekayaan minyak mentah di Arab sendiri jauh lebih melimpah jika dibandingkan dengan Indonesia.
"Kami berharap investasi itu terutama untuk kilang ya. Kalau Arab Saudi juga mau hulu kami juga mau sekali," ungkap Wiratmaja, Rabu (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, jika memang Arab Saudi ingin berinvestasi di sektor hulu, maka pemerintah perlu membuat regulasi yang lebih atraktif untuk lebih banyak menarik investor di sektor tersebut.
Selama ini, investasi di sektor hulu migas Indonesia dinilai masih kalah atraktif dengan negara tetangga, Malaysia. Menurutnya, hal ini dikarenakan cadangan migas yang semakin menipis, serta imbal hasil atau internal rate of return (IRR) yang rata-rata masih kurang dari 8 persen.
"Aturannya harus lebih atraktif dulu, karena Indonesia masih kalah dengan Malaysia," imbuhnya.
Selain investasi migas di sektor hilir, Wiratmaja mengaku juga mendukung adanya kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, melalui akuisisi perusahaan Indonesia atas ladang minyak di Arab Saudi.
"Nah, kami tidak hanya dorong investasi, kami juga dorong PT Pertamina (Persero) punya ladang minyak di sana. Cadangannya hampir sama dengan cadangan Indonesia," tandas dia.
(gen)