Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank KEB Hana) dan PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroder Indonesia) menjalin kerja sama strategis dalam distribusi reksa dana. Melalui kerja sama ini, nasabah Bank KEB Hana akan mendapatkan kemudahan berinvestasi pada delapan produk investasi keluaran Schroder Indonesia.
"Kerja sama ini merupakan cara terbaik menjaga komitmen kami dalam memberikan produk investasi terbaik demi keuntungan nasabah, sekarang, dan di masa yang akan datang," ujar Direktur Utama Bank KEB Hana Martin Lee, Rabu (8/3).
Kerja sama ini, sambung dia, sejalan dengan fokus pengembangan lini usaha manajemen aset dan kekayaan pada segmen consumer banking yang relatif baru bagi Bank KEB Hana di Indonesia. Pengembangan manajemen aset dan kekayaan merupakan salah satu fokus Bank KEB Hana tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Funding and Wealth Management Business Head Bank KEB Hana Gempur Widansyah menuturkan, kerja sama ini ditargetkan untuk mendongkrak pendapatan berbasis komisi (fee based income) dari lini consumer banking. Adapun, target fee based income sebesar Rp25 miliar dari sekitar Rp2,5 triliun dana kelolaan (asset under management/AUM).
Reksa Dana Syariah Global
Satu dari delapan produk investasi yang diunggulkan Schroder dalam kemitraan ini adalah Schroder Global Sharia Equity Fund (SGSEF) yang merupakan produk reksa dana saham berbasis syariah.
SGSEF menyasar pertumbuhan melalui efek saham yang berorientasikan prinsip syariah milik perusahaan-perusahan di dunia yang beroperasi pada sektor yang halal, serta memiliki kinerja keuangan yang baik dan rasio utang yang terukur.
Investasi yang diluncurkan sejak 22 Februari 2016 lalu ini dilakukan dengan mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Per 28 Februari 2017, produk SGSEF telah meraup dana kelolaan sebesar US$18,2 juta.
"Produk Schroders Global Sharia Equity Fund memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi pada reksa dana saham dengan prinsip syariah dan memiliki akses terhadap saham-saham global di luar Indonesia," kata Direktur Utama Schroder Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi.
Michael mengungkapkan, peluang pertumbuhan reksa dana di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengelolaan aset investasi reksa dana pada 2016 baru mencapai Rp338 triliun atau 2,7 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan adanya kerja sama ini, Michael berharap, dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap pasar modal di Indonesia. Hingga tahun lalu, keterjangkauan akses pasar modal di Indonesia baru mencapai 1,2 persen dari total penduduk.
(bir/gen)