KEB Hana Bidik Rp50 Miliar dari Bisnis Wealth Management

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2017 13:13 WIB
Target tersebut melonjak dua kali lipat dari realisasi pendapatan wealth management tahun lalu sebesar Rp25 miliar.
Target pendapatan wealth management 2017 melonjak dua kali lipat dari realisasi pendapatan wealth management tahun lalu sebesar Rp25 miliar. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank KEB Hana) menargetkan adanya pertumbuhan pendapatan dari lini bisnis wealth management dua kali lipat dari pendapatan yang diraihnya tahun 2016.

Funding & Wealth Management Business Head Bank KEB Hana Gempur Eskandaru Widiansyah menyatakan, total pendapatan dari lini bisnis wealth sendiri sebesar Rp25 miliar pada tahun lalu. Artinya, perusahaan menargetkan paling tidak sebesar Rp50 miliar untuk tahun ini.

"Untuk yang premi bancassurance Rp2,3 triliun, kalau total under asset management (AUM) atau dana kelolaan mutual fund masih dibawah Rp20 miliar," ungkap dia, Selasa (24/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempur menargetkan, proporsi pendapatan wealth tahun sebesar 30 persen dari kerja sama jalur distribusi bancassurance yang dilakukan KEB Hana Bank bersama PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia.

Melalui kerja sama ini, keduanya meluncurkan produk iPro-Link. Dengan begitu, kerja sama ini, nasabah Bank KEB Hana akan mendapatkan fasilitas dan kemudahan untuk memiliki layanan proteksi diri pada perusahaan asuransi yang terpercaya.

"Kerja sama strategis antara Bank KEB Hana dan Tokio Marine ini mengambil momentum yang tepat di saat Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif disertai peningkatan jumlah kelas menengah yang signifikan dari tahun ke tahun," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester pertama 2016 mencapai 5,04 persen. Sementara, pada kuartal III 2016, pertumbuhan ekonomi berada pada angka 5,02 persen.

Sementara itu, Presiden Direktur Tokio Marine Tham Chee Kong menjelaskan, kerja sama ini dapat memperluas pemasaran produknya ditengah tumbuhnya industri asuransi di Indonesia.

Lihat saja, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan industri asuransi di Indonesia sebesar Rp158,68 triliun pada kuartal III 2016. Angka tersebut naik 78,1 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Selain itu, pertumbuhan investasi juga meningkat 25,7 persen menjadi Rp307,29 triliun.

Untuk diketahui, iPro-Link ini merupakan produk asuransi jiwa unit link yang didesain untuk memaksimalkan porsi investasi agar nasabah mendapatkan imbal hasil yang maksimal.

Martin menjelaskan, produk iPro-Link ini dibebaskan dari biaya akuisisi dan biaya administrasi sejak tahun pertama. Menurutnya, nasabah dapat proteksi atas risiko cacat permanen hingga usia 70 tahun dan proteksi atas risiko nasabah yang meninggal dunia hingga usia 99 tahun. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER