Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyatakan akan mengurangi rencana pengeboran di blok Mahakam pada masa transisi pengelolaan sepanjang tahun ini, yaitu dari rencana 19 sumur yang akan dibor, menjadi hanya delapan sumur. Pengurangan tersebut tak terlepas dari alasan aturan perpajakan yang kelihatannya sulit diimplementasikan dalam masa transisi ini.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam enggan merinci alasan secara detil. "Prinsipnya, kami siap lakukan investasi. Kemarin di awal, kami sempat bilang akan mengebor 19 sumur, namun dalam perjalanannya ada aturan perpajakan dan segala macamnya sehingga maksimal kami bisa lakukan delapan sumur," ujarnya, Rabu (15/3).
Meski rencana pengeboran menurun, Syamsu menilai, hal itu bukan masalah yang besar. Ia memastikan, produksi di blok Mahakam masih bisa dijaga di masa transisi dengan hanya mengebor delapan sumur saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, produksi minyak blok Mahakam menyentuh angka 63,98 ribu barel per hari hingga akhir tahun lalu. Sementara itu, produksi gasnya tercatat di angka 1.711,2 MMSCFD di periode yang sama.
"Ini sudah dihitung. Lagipula, sumur-sumur ini kan baru produksi tahun depan, cuma memang eksekusinya saja yang dlakukan di tahun ini," terang Syamsu.
Dengan menurunnya jumlah rencana pengeboran, maka investasi yang akan digelontorkan perusahaan juga ikut menciut. Meski demikian, ia belum bisa menghitung angka pasti penurunan belanja modal tersebut.
"Sebelumnya mengebor 19 sumur membutuhkan US$190 juta. Tetapi kami belum tahu berapa tepatnya biaya yang dibutuhkan untuk mengebor delapan sumur," imbuhnya.
Kendati demikian, ia menyanggah, jika pemangkasan rencana pengeboran ini disebut berkaitan dengan potensi turunnya hak partisipasi (Participating Interest/PI) Pertamina di Blok Mahakam dari rencana 70 persen menjadi 51 persen setelah pekan lalu pemerintah menaikkan batas maksimum kepemilikan PI minoritas (share down) blok Mahakam dari 30 persen ke 39 persen.
"Hal itu tidak ada hubungannya," tegas Syamsu singkat.
Asal tahu, Pertamina akan mengambil alih pengelolan blok Mahakam dari Total E&P Indonesie mulai 1 Januari 2018 mendatang. Untuk itu, Pertamina mulai melakukan investasi di Wilayah Kerja (WK) migas yang terletak di sisi timur Kalimantan itu di masa transisi yang berlangsung sepanjang tahun ini.
Pada awalnya, Pertamina dan Total akan mengebor 25 sumur di masa transisi, di mana masing-masing perusahaan akan mengebor 19 sumur dan enam sumur. Meski Pertamina sudah bisa investasi, namun pengelolaannya (operatorship) tetap dilakukan oleh Total. Pasalnya, kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) perusahaan asal Perancis itu baru akan habis 31 Desember 2017 nanti.