Jakarta, CNN Indonesia -- PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) resmi menjadi emiten pertama yang melepas saham perdana (
Initial Public Offering/IPO) pada tahun ini, dan sekaligus menjadi emiten ke 536 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan yang mengoperasikan dan mengembangkan terminal petikemas dan kargo ini melepas 576,85 juta saham atau setara dengan 20,5 persen.
Perusahaan menawarkan sahamnya dengan harga Rp535 per saham, setelah sebelumnya menawarkan dengan rentang harga Rp450-Rp550 per saham. Dengan pembentukan harga tersebut, maka perusahaan meraup dana sebesar Rp308,6 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Direktur Nusantara Pelabuhan Paul Krisnadi menuturkan, dana yang terkumpul akan digunakan untuk pembayaran utang dan belanja modal (
capital expenditure/capex) perusahaan tahun ini. Lebih rinci, 35 persen digunakan untuk belanja modal, sedangkan sisanya 65 persen untuk membayar utang perusahaan kepada PT Episenta Utama Investasi.
"Belanja modal kami Rp154 miliar, dananya dari IPO sebagian. Tahun lalu belanja modal Rp207 miliar," ucap Paul, Kamis (16/3).
Belanja modal tersebut hanya estimasi awal perusahaan. Jika keperluan perusahaan bertambah untuk hal ekspansi, maka belanja modal akan ditambah dan bukan tak mungkin akan sama dengan belanja modal tahun lalu.
"Ini baru awal saja, tergantung nanti ekspansinya," imbuh dia.
Menurut Paul, perusahaan akan mengembangkan terminal peti kemas di luar pulau Jawa, khususnya di Indonesia bagian Timur. Sayang, perusahaan masih enggan menyebut detil terkait rencana ekspansinya tahun ini.
Saat ini, perusahaan telah mengelola dua terminal peti kemas di Jakarta, serta satu terminal di Thailand. Untuk di Thailand sendiri, perusahaan akan meningkatkan utilisasi sekitar 40 persen-60 persen.
"Ini kan baru yang di Thailand, mau ditingkatkan. Untuk terminal lainnya akan ditingkatkan menjadi 60 persen," terangnya.
Sekadar informasi, dalam perdagangan perdananya ini harga saham perusahaan dibuka pada harga Rp640 per saham atau naik 105 poin (19,63 persen) dari harga yang dijual saat IPO. Selain itu, saham perusahaan juga mengalami kelebihan permintaan (
oversubscribed) sebanyak 1,3-1,4 kali selama masa penawaran.