Jasa Marga Siapkan Empat Skema Cari Dana Tahun Ini

CNN Indonesia
Kamis, 16 Mar 2017 12:36 WIB
Terdiri dari, pengoperasian enam ruas jalan tol, sekuritisasi, divestasi saham dua ruas jalan tol, dan penerbitan obligasi sebesar Rp7 triliun.
Terdiri dari, pengoperasian enam ruas jalan tol, sekuritisasi, divestasi saham dua ruas jalan tol, dan penerbitan obligasi sebesar Rp7 triliun. (ANTARA FOTO/Moch Asim).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jasa Marga Tbk (Persero) menyiapkan empat skema untuk menggemukkan pundi-pundi kas perseroan di sepanjang tahun ini. Yakni, pengoperasian enam ruas jalan tol, sekuritisasi aset terhadap pendapatan dari pengoperasian salah satu ruas jalan tol di paruh pertama (future income), divestasi saham dari dua ruas jalan tol dan merilis obligasi sebesar Rp7 triliun pada semester kedua ini.

Untuk pengoperasian enam ruas jalan tol, terdiri dari Jalan Tol Gempol-Pasuruan 20,5 kilometer (km), Jalan Tol Surabaya-Mojokerto 15,5 km, Jalan ‎Tol Semarang-Solo ruas Bawen Salatiga 17,5 km, Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi ruas Perbarakan-Sei Rampah 41,69 km, Jalan Tol Solo-Ngawi 90,25 km, termasuk Jalan Tol Ngawi-Kertosono ruas Ngawi-Caruban 25 km.

"Total keseluruhan panjang jalan tol 210 km pada 2017 yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Pengoperasian ruas jalan tol baru ini diharapkan bisa meningkatkan kinerja keuangan hingga akhir tahun," ujar Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, kemarin (15/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, untuk sekuritisasi, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut akan melakukan sekuritisasi dengan jaminan pendapatan dari salah satu ruas jalan tol selama tiga sampai lima tahun. Untuk rencana sekuritisasi ini, Desi mengatakan, perseroan telah berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk skema sekuritisasi.

Sayangnya, ia belum membagi berapa nilai sekuritisasi dan ruas jalan tol mana yang akan disekuritisasi. Ia hanya menuturkan, ruas jalan tol tersebut berada di kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

"Sebagai gambaran saja, tahun lalu, ruas jalan tol yang di Jagorawi telah membukukan pendapatan sebesar Rp700,14 miliar," tutur Desi.

Sementara, divestasi saham yang akan dilakukan perusahaan masih dalam kajian. Desi masih enggan merinci target nilai divestasi dan kapan pelaksanannya.

"Masih dikaji, belum ada jadwal rincinya. Nanti kalau sudah fix, pasti diberitahu," imbuhnya.

Skema terakhir, menerbitkan obligasi bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Perseroan berencana menawarkan surat utang itu pada paruh kedua usai melakukan sekuritisasi di paruh pertama. Tapi, perseroan kembali enggan merinci berapa tahap penerbitan obligasi yang nilainya mencapai Rp7 triliun tersebut.

"Kami dahulukan sekuritisasi future income lalu memulai obligasi. Nominal untuk tahap pertama belum ditentukan, karena ingin melihat respon investor terhadap produk sekuritisasi Jasa Marga," terangnya.

Adapun keempat skema pencarian dana tersebut dipetakan perusahaan untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp31,5 triliun di 2017. Capex ini meningkat sekitar Rp9,58 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Kemudian, perusahaan juga menargetkan pendapatan di luar konstruksi mencapai Rp10,3 triliun atau tumbuh 16 persen dari 2016. Selain itu, perusahaan menargetkan aset tahun ini dapat tumbuh 40 persen dari 2016, yakni menjadi Rp74,8 triliun.

Kinerja Kinclong di 2016

Sepanjang tahun lalu, perusahaan pelat merah tersebut berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,83 triliun atau tumbuh 15,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp7,63 triliun. Kinerja kinclong ini membuat laba bersih perseroan juga terdongkrak 28,8 persen dari sebelumnya Rp1,47 triliun menjadi Rp1,89 triliun.

"Pencapaian laba bersih ditopang oleh upaya mengendalikan beban bunga di tengah akselerasi pembangunan jalan tol yang sedang digencarkan," jelasnya.

Dengan pengendalian beban usaha tersebut, margin EBITDA Jasa Marga meningkat dari 56,2 persen pada 2015 menjadi 59,2 persen pada 2016. Kemudian, aset perseroan juga melejit 45,7 persen dari Rp36,7 triliun menjadi Rp53,5 triliun.

Terdongkraknya aset perusahaan, menurut Desi, berkat pengoperasian lima ruas jalan tol sepanjang tahun lalu, yakni Jalan Tol Semarang-Batang 75 km, Jalan Tol Pandaan-Malang 37,62 km, Jalan Tol Manado-Bitung 39,9 km, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda 99,35 km, dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated 36,4 km.

Pengoperasian lima ruas jalan tol tersebut membuat total konsesi perseroan menjadi 1.260 km atau meningkat 27,6 persen dari tahun sebelumnya. Perolehan ini membuat perusahaan mampu membagikan dividen sebesar 30 persen kepada pemegang saham dengan nilai mencapai Rp566,79 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER