Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan sejumlah alasan menunjuk Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menggantikan Dwi Soetjipto yang diberhentikan beberapa waktu lalu.
Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN menjelaskan, setidaknya ada empat komponen yang dinilai pemegang saham dalam menentukan seorang pimpinan perusahaan pelat merah. Empat faktor tersebut adalah kinerja, kepemimpinan, pengalaman, dan kapabilitas.
“Kami memilih kandidat yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan Pertamina dalam menjaga soliditas sebagai perusahaan energi nasional yang bertugas menjaga kemandirian energi negara,” kata Gatot, Kamis (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya Massa mampu melakukan pembenahan operasional, finansial, teknologi, sampai sumber daya manusia saat memimpin PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) sejak 13 April 2016 silam.
Hal tersebut terbukti dari perolehan laba PTPN III hingga Februari 2017 yang mencapai Rp193 miliar dari delapan PTPN yang dinaunginya.
Massa juga bisa melakukan restrukturisasi utang grup PTPN sejumlah Rp9,9 triliun dari total utang yang perlu direstukturisasi sejumlah Rp15 triliun di delapan PTPN.
Dalam kurun waktu tersebut PTPN III juga bisa memperoleh kepercayaan perbankan, bahkan sampai mampu menerbitkan
Corporate Guarantee bagi
Medium Term Note (MTN) untuk membiayai investasi dan modal kerja di anak-anak perusahaan yang tidak bankable sejumlah Rp5,3 triliun dari total kebutuhan Rp7 triliun.
“Pembenahan yang dilakukan Massa mengembalikan kepercayaan lembaga perbankan dan ini menjadi modal yang baik untuk terus meningkatkan kinerja seluruh anak usaha,” tegasnya.
Selain itu, Gatot menyebut industri minyak dan gas bumi (migas) bukanlah sesuatu yang asing bagi Massa. Pada Juli 2011 hingga Mei 2014 ia dipercaya sebagai Direktur Utama PT Elnusa Tbk, salah satu anak usaha Pertamina.
“Dia berhasil merestrukturisasi perusahaan jasa migas tersebut dari kondisi merugi hingga mampu mencetak laba dan meningkatkan kapitalisasi pasar,” katanya.
Gatot berharap penetapan bos baru Pertamina bisa memperkokoh posisi perusahaan dalam menjalankan peran strategisnya di sektor energi nasional. Terutama dalam pencapaian target kinerja yang telah dicanangkan, program BBM Satu Harga dan Rencana Proyek Investasi Kilang dan pengembangan hulu yang bernilai puluhan miliar dolar dalam beberapa tahun ke depan.