Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) membagikan keuntungan dari laba (dividen) sebesar Rp3,96 triliun atau 35 persen dari perolehan laba tahun 2016 yang sebesar Rp11,34 triliun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2017.
Dividen 35 persen tersebut ditetapkan sebagai dividen tunai yang dibagikan kepada para pemegang saham. Khusus dividen bagian pemerintah, BNI membagikan sekitar Rp2,38 triliun yang akan disetorkan ke rekening kas umum negara di Bank Indonesia.
"Sementara sebesar 65 persen dari laba atau Rp7,3 triliun akan digunakan sebagai saldo laba yang ditahan," ujar Wakil Direktur BNI Herry Sidharta dalam konferensi pers, Kamis (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam RUPST tersebut, pemegang saham juga menunjuk Herry Sidharta sebagai Wakil Direktur Utama menggantikan Suprajarto yang telah ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero), Rabu (15/3) kemarin.
Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni mengatakan, meski membagikan dividen hingga 35 persen, rasio kecukupan modal (
Capital Adequacy Ratio/CAR) perseroan masih cukup kuat yakni di level 18,5 persen.
"Kami proyeksikan CAR kami sudah jauh dari atas ketentuan minimal. Dengan CAR seperti ini, rasanya masih cukup kuat untuk mendorong BNI ekspansi kredit di 2017 lebih tinggi daripada industri yang tahun ini hanya 11 hingga 13 persen," ujar Baiquni.
Baiquni mengatakan, pembagian dividen hingga 35 persen tersebut telah mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya hasil kinerja BNI yang kinclong sepanjang tahun lalu.
"Ini semata-mata karena kinerja yang baik dan masih tingginya CAR dan
equity BNI," ujarnya.