Bali, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan
International Statistical Institute (ISI) menyelenggarakan konferensi statistik internasional.
Acara bertajuk "
Enhancing Statistics, Prospering Human Life" tersebut merupakan ajang bagi statistikawan, akademis, dan peneliti internasional untuk berpartisipasi dan berdiskusi di bidang statistik, termasuk dalam pengembangan dan pemanfaatan kebijakan.
Penyelenggaraan kegiatan ISI
Regional Statistic Conference 2017 ini hasil dari kolaborasi antara BI, Badan Pusat Statistik, Ikatan Statistikawan Indonesia, Forum Masyarakat Statistik, serta Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Acara ini digelar pada 20-24 Maret 2017 di Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perhelatan terakhir digelar di Malaysia pada 2014 silam, sedangkan
World Statistics Conference terakhir diadakan di Rio de Jenario pada 2015 lalu.
ISI adalah organisasi internasional nirlaba yang bermarkas di Belanda. Organisasi ini terbentuk pada 1885 silam dan memiliki hubungan dengan United Nations (UN) dengan fokus pembahasan isu statistik.
ISI beranggotakan seluruh badan pusat statistik negara-negara di dunia. Dalam melaksanakan kegiatannya, ISI tidak cuma menggelar konferensi statistik internasional, tetapi juga mempublikasikan buku dan jurnal statistik.
Acara ini bertujuan untuk mempromosikan kegiatan statistik di dalam dan luar negeri, memperoleh pembaruan isu-isu statistik internasional (metodologi baru), sarana untuk menjalin hubungan dengan kegiatan statistik internasional, dan pengayaan keilmuan dan metodologi statistik dari pakar dan praktisi statistik internasional. Sekaligus, memperluas jaringan untuk bertukar ilmu terkait statistik dan perkembangan terakhir.
Mantan Gubernur BI sekaligus mantan Wakil Presiden Boediono mengatakan, statistik tidak terlepas dari pekerjaannya sehari-hari. Statistik digunakan untuk memperoleh informasi lebih valid dengan mengumpulkan berbagai data.
"Dengan statistik, kami dapat membuat kebijakan yang tepat," ujarnya, Kamis (22/3) di Nusa Dua, Bali.
Di Indonesia, sambung dia, ada tiga lembaga yang menyajikan data, yakni BI, BPS, dan Kementerian Keuangan. Lembaga ini merupakan tier pertama dalam menyajikan data dan informasi bagi pembuat kebijakan. "Statistik yang berkualitas menjadi pondasi kebijakan yang cerdas," imbuh Boediono.
Sekitar 450 peserta yang didominasi oleh peserta asing dari 52 negara di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika, termasuk India, Malaysia, dan Thailand, tercatat mengikuti acara ini. Para peserta juga membuat paper terkait untuk dipilih sebagai paper terbaik di akhir acara pada 24 Maret 2017.