Jokowi Jagokan Wimboh dan Sigit jadi Bos Besar OJK

CNN Indonesia
Rabu, 29 Mar 2017 15:41 WIB
DPR akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan dari daftar nama yang diusulkan Jokowi sebagai pengganti Muliaman Hadad cs.
DPR akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan dari daftar nama yang diusulkan Jokowi sebagai pengganti Muliaman Hadad cs. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengirimkan susunan nama-nama calon anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Nantinya, politikus Senayan akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan dari daftar nama-nama yang diusulkan Jokowi sebagai pengganti Muliaman Hadad cs yang akan habis masa baktinya tahun ini.

Dikutip dari lampiran Surat Presiden Nomor R-18/Pres/03/2017 tertanggal 22 Maret 2017, Jokowi mencantumkan 14 nama calon bos OJK dengan susunan sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Ketua:
- Wimboh Santoso
- Sigit Pramono

2. Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik:
- Agus Santoso
- Riswinandi

3. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan:
- Heru Kristiyana
- Agusman

4. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal:
- Nurhaida
- Arif Baharudin

5. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya:
- Edy Setiadi
- Hoesen

6. Ketua Dewan Audit:
- Haryono Umar
- Ahmad Hidayat

7. Anggota bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen:
- Tirta Segara
- Firmanzah

“Sepertinya betul surat itu sudah dikirimkan Presiden ke DPR. Nanti saya konfirmasi lagi ke Menteri Keuangan,” kata sumber CNNIndonesia.com di lingkungan Istana Negara, Rabu (29/3).

Jokowi Sodorkan Nama Wimboh dan Sigit jadi Bos Besar OJK(Dok. Istimewa)


Seperti diberitakan CNNIndonesia.com sebelumnya, nama Sigit Pramono dan Wimboh Santoso bukanlah figur yang asing di dunia industri keuangan Indonesia. Berikut adalah profil dua calon suksesor Muliaman Hadad tersebut.

Jokowi Sodorkan Nama Wimboh dan Sigit jadi Bos Besar OJKSigit Pramono. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)

Sigit Pramono

Sigit mengawali karir sebagai staf Bank Exim cabang Semarang pada 1984-1985. Karirnya terus menanjak sebagai bankir hingga berhasil menduduki kursi direktur utama PT Bank Internasional Indonesia Tbk (sekarang bernama PT Bank Maybank Indonesia Tbk) pada 2002-2003. Ia melanjutkan lima tahun berikutnya sebagai pimpinan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Pria kelahiran Batang, Jawa Tengah, 11 November 1958 ini merupakan alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Ia memperoleh gelar Master of Business Administration bisnis Internasional dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, Jakarta pada 1995.

Ketika krisis keuangan melanda Indonesia pada 1997-1998 silam, Sigit ditugaskan untuk menangani sindikasi dan divisi penyelamatan kredit Bank Exim. Tugasnya makin berat ketika Bank Exim terpaksa melakukan merger bersama empat bank pelat merah lainnya, yaitu PT Bank Bumi Daya (BBD), PT Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), dan PT Bank Dagang Negara (BDN) yang kemudian bersulih nama jadi PT Bank Mandiri Tbk (Persero).

Kala itu, Sigit menangani 70-80 persen portofolio kredit yang perlu direstrukturisasi yang merupakan gabungan kredit bermasalah dari empat bank hasil merger tersebut. Ia juga harus menangani restrukturisasi kredit sekitar 615 debitur korporasi besar, termasuk puluhan ribu kredit menengah dan kecil.

Jokowi Sodorkan Nama Wimboh dan Sigit jadi Bos Besar OJKWimboh Santoso. (Detikcom/Grandyos Zafna)


Wimboh Santoso

Wimboh adalah ekonom yang pernah menjabat sebagai kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) di New York pada 2012. Jabatan ini diperoleh usai ia menjabat sebagai direktur Direktorat Pengaturan Perbankan BI periode 2010-2012.

Pria kelahiran Boyolali, Jawa Timur, 15 Maret 1957 itu mengenyam pendidikan formal strata satu yang diraihnya dari Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 1983. Dengan bekal gelar Sarjana Ekonomi itu dia meniti karier sebagai pengawas bank di BI.

Saat berkarir di bank sentral, ia kembali menempuh pendidikan di Amerika Serikat lewat program Master of Science in Business Administration di University of Illinois. Pendidikan ini diselesaikannya pada September 1993. Tak berhenti disitu, ia masih melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang Doktor di Loughborough University, Inggris, dengan studi konsentrasi Financial Economics pada 1995.

Wimboh membawa ilmu manajemen risiko (risk management) untuk diterapkan pada perbankan Indonesia. Banyak regulasi perbankan yang lahir atas peran ayah dari tiga anak tersebut.

Tidak hanya itu, ia juga mulai aktif mengajar pada sejumlah Perguruan Tinggi dan ikut mendirikan program Magister Management Universitas Indonesia di bidang Risk Management pada 2001 silam.

Sejak akhir tahun 2015, Wimboh terpilih melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Bank Mandiri, untuk mengisi posisi sebagai komisaris utama bank pelat merah tersebut.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER