Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina EP memastikan gas dari
Central Processing Unit Plant (CPP) Matindok di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah bakal mengalir (
onstream) pada awal April 2017.
Development Director Pertamina EP Herutama Trikoranto menuturkan, pasokan gas dari CPP Matindok rencananya dialokasikan untuk memenuhi permintaan PT PLN (Persero) dan PT Donggi Senoro LNG (DSLNG).
"Pertamina EP memiliki dua CPP, yaitu CPP Donggi yang sudah
on stream April 2016 dan CPP Matindok yang akan
on stream di awal April nanti. Total kapasitasnya, gas sekitar 105 MMCFD dan kondesat sekitar 850 BOPD," ujar Herutama, dikutip Kamis (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajemen anak usaha PT Pertamina (Persero) sudah memiliki kontrak dengan DSLNG sebesar 85 MMSCFD hingga 2027. Sementara satu kontrak lagi berasal dari PLN yang baru akan menyerap gas 20 MMSCFD mulai pertengahan 2020.
"Kami mendapat informasi, PLN akan menyerap gas dari CPP Matindok untuk PLTGU Sulawesi Bagian Tengah berkapasitas 150 Megawatt," ujarnya.
Herutama mengatakan CPP Donggi dan Matindok merupakan proyek yang penting bagi industri minyak dan gas bumi di Indonesia. Proyek bernilai US$ 762 juta diharapkan bisa memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pengekspor LNG utama di dunia.
Pengoperasian CPP Matindok dan CPP Donggi akan meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara dan tentunya akan menambah PAD bagi Kabupaten Banggai, selain itu diharapkan sebagian dari gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk substitusi bahan bakar minyak dalam negeri.
Berdasarkan perhitungan atas cadangan gas dan hasil kajian kelayakan ekonomi untuk pengembangan lapangan, Blok Matindok diperkirakan akan mampu berproduksi untuk jangka waktu 20 tahun ke depan.
Namun, Pertamina EP berkomitmen untuk melakukan eksplorasi lanjutan dengan harapan untuk dapat menemukan cadangan gas baru agar dapat terus mendukung dan menunjang pembangunan di wilayah Sulawesi Tengah.