Jakarta, CNN Indonesia -- Investor asal Perancis melalui PT Matiere Bridge Building Indonesia menggandeng PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dalam membangun proyek jalan dan jembatan kerangka baja.
Nota kesepahaman kedua pihak telah ditandatangani oleh Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih dan Chairman Matiere, Philippe Matiere dan disaksikan oleh Presiden Perancis, Francois Hollande yang tengah melawat ke Indonesia.
Kerja sama ini memiliki tiga agenda utama meliputi pengerjaan rangka baja untuk jembatan dan jalan tol dengan teknologi tinggi, pembangunan pabrik dan fasilitas produksi rangka baja jembatan dan jalan tol di Indonesia sebagai bentuk kerja sama antara grup Wijaya Karya dengan Matiere.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu nilai tambah adalah teknologi ultra high performance concrete di mana produk rangka baja dan beton yang diproduksi akan lebih ringan, lebih tipis namun jauh lebih kuat serta dapat diproduksi dalam bentuk modular sehingga mempermudah perencanaan dan mempercepat pemasangan dalam berbagai proyek infrastruktur.
"Yang membuat kami tertarik adalah komitmen dari Matiere yang menyatakan bahwa produk fabrikasi yang akan dihasilkan akan mengandung 91 persen
local content ini berarti kami sebagai BUMN tidak hanya menjadi tukang tetapi juga berperan besar dalam proses produksi," ujar Kosasih dalam keterangan resmi, Rabu (29/3).
"Untuk produksi baja kami dan Matiere akan mengadakan kerjasama dengan Krakatau Steel. Hal ini akan mendongkrak juga sinergi BUMN."
Ia menambahkan, yang tak kalah menarik adalah alih teknologi yang akan diperoleh Wijaya Karya sebagai mitra strategis Matiere. Nantinya kedua perusahaan bakal membangun pabrik bersama untuk memproduksi produk-produk rangka baja dan beton berteknologi tinggi.
Selain itu, kerja sama ini juga akan memberikan peluang bagi Wijaya Karya untuk mengembangkan bisnis di luar negeri, terutama di negara-negara di mana Matiere telah menjadi pemimpin pasar.
Pada tahun ini Wijaya Karya telah mengantongi beberapa kontrak untuk pekerjaan jalan dan jembatan di antaranya pembangunan jalan tol Serang-Panimbang senilai Rp2,85 triliun, tol Cengkareng-Kunciran senilai Rp1,98 triliun, Natar Bora Road di Timor Leste senilai Rp157,7 miliar.
Sedangkan untuk pembangunan jembatan diantaranya jembatan Tumbang Sumba Kalimantan Tengah senilai Rp259,4 miliar dan pembangunan jalan dan jembatan di Soibada Timor Leste dengan źnilai kontrak Rp98,4 miliar.
''Kebutuhan pembangunan jalan dan jembatan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya perekonomian di setiap daerah di Indonesia. Saat ini dari target Kontrak Baru senilai sekitar Rp43 triliun, kami telah memperoleh sekitar 34,6 persen di minggu III Maret, di mana sebagian besar berasal dari proyek-proyek infrastruktur,'' kata Kosasih.
Sejumlah proyek ini tentunya menjadi peluang bagi Matiere untuk turut terlibat ke depannya bila sesuai dengan teknologi jembatan modular yang dimiliki oleh investor asal Prancis ini
Philippe Matiere menjelaskan, salah satu jembatan sepanjang 1,2 kilometer yang dibangun Matiere di Filipina, menyeberangi salah satu sungai terbesar di Manila, dapat diselesaikan hanya dalam waktu 6 bulan dengan teknologi mereka. Sementara jika menggunakan teknologi produksi konvensional, maka dapat memakan waktu hingga 2 tahun lamanya.
“Matiere sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia di mana Wijaya Karya sebagai mitra strategis akan menjadi pasangan yang ideal untuk dapat memfasilitasi untuk penyediaan lahan, perijinan, fasilitas produksi dan sumber daya manusia yang tepat untuk kebutuhan fabrikasi serta tentunya menyediakan pasar,” ujarnya.