Chairul Tanjung Ingatkan Dua Dampak Negatif e-Commerce

CNN Indonesia
Selasa, 04 Apr 2017 13:32 WIB
Bisnis berbasis online menurut pengusaha sekaligus pemilik CT Corp Chairul Tanjung akan membuat jumlah pengangguran naik dan ketimpangan ekonomi melebar.
Dalam diskusi ekonomi yang diselenggarakan oleh INDEF, Chairman CT Corp Chairul Tanjung menyebut, perdagangan elektronik dapat meningkatkan angka pengangguran di Indonesia, Selasa (4/4). (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha Chairul Tanjung mengingatkan dampak negatif dari bisnis e-Commerce yang harus diwaspadai pemerintah. Bisnis berbasis online yang tengah menjamur menurut Chairman CT Corp, berisiko menambah jumlah pengangguran di Indonesia.

Pasalnya, transaksi jual-beli atau penyediaan layanan tanpa mendirikan fisik toko secara konvensional tentu tidak membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) yang bekerja.

Dengan naiknya angka pengangguran, maka secara otomatis akan semakin meningkatkan ketimpangan antara masyarakat kelas menengah atas dan kelas menengah bawah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kalau e-Commerce sudah meng-Indonesia, pedagang kecil akan habis. Misalnya, mereka yang tadinya bekerja menjaga warung, kemudian tiba-tiba warung tidak bisa bersaing. Ini jadi isu yang luar biasa," papar Chairul, Selasa (4/4).

Ia mencontohkan ketimpangan yang bisa terlihat nyata saat ini adalah dari sisi pasar modal yang dibandingkannya dengan kegiatan ekonomi di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Di mana belakangan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang berada dalam tren kenaikan (bullish) dan tak berhenti mencetak rekor baru.

Bahkan, pada penutupan sesi pertama hari ini, lagi-lagi IHSG menembus level tertinggi di 5.645 atau menguat 38,75 poin (0,69 persen).

"Penjual Pasar Tanah Abang mengeluh market-nya turun. Banyak yang merasa penjualannya tidak sebaik tahun sebelumnya. Sementara bursa mencetak rekor. Jadi kalau bicara ketimpangan ini salah satu ketimpangan yang nyata," terang dia.

Kondisi ini menurut Chairul dengan jelas memperlihatkan bahwa kelas menengah atas semakin sejahtera dan yang miskin akan semakin melarat.

"Terjadi akumulasi aset kapital kepada penguasa kapital itu sendiri. Semakin lama semakin besar sehingga yang terbagi dalam jumlah yang besar otomatis semakin besar. Ini sebuah keniscayaan," kata Chairul.

Sebagai gambaran, angka ketimpangan (gini ratio) per September 2016 tercatat turun menjadi 0,394. Sementara, gini ratio pada Maret 2016 berada di angka 0,397 dan September 2015 0,402.

Untuk itu, ia meminta masyarakat Indonesia untuk tidak berpuas diri merasa produktif dan efisien dalam bekerja. Namun diharapkan bisa membekali diri dengan kreativitas, inovatif, dan menumbuhkan jiwa wirausahanya.

"Itulah yang bisa mengalahkan robot dan komputer, bisa mengalahkan teknologi. SDM dengan ketiga hal itu akan mampu menciptakan teknologi, dan otomatis mengalahkan robot itu sendiri," tutupnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER