Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bahana Sekuritas meyakini belanja pemerintah yang masih seret di kuartal I 2017, tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik.
Ekonom Bahana Sekuritas Fakhrul Fulvian memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menyentuh angka 4,95 persen secara tahunan di tiga bulan pertama 2017. Angka tersebut bahkan mengimbangi realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 sebesar 4,94 persen yang secara historis selalu lebih tinggi di akhir tahun.
Kondisi perekonomian yang sudah memasuki tahap pemulihan dibandingkan tahun lalu, menurutnya semakin memperlihatkan tanda-tanda stabilisasi ekonomi Indonesia yang kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bahkan kalau pemerintah tidak sangat hati-hati dalam membelanjakan anggaran, sebenarnya perekonomian pada kuartal pertama tahun ini bisa mencapai 5,1 persen,” ujarnya dalam riset, dikutip Selasa (4/4).
Akibat masih minimnya realisasi belanja pemerintah di awal tahun seperti yang terjadi selama ini, membuatnya menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 hanya ditopang oleh konsumsi masyarakat dan perbaikan kinerja ekspor.
“Konsumsi masyarakat masih menjadi kontributor terbesar. Sementara angka ekspor yang melambat pada tiga tahun terakhir, terlihat mulai memberikan kontribusi positif sejak akhir 2016 sampai saat ini,” kata Fakhrul.
Pemulihan ekonomi global dan naiknya harga komoditas disebut Fakhrul memberi angin segar bagi para eksportir nasional. Namun, ia mengingatkan untuk dapat menjaga tren pemulihan ekonomi tahun ini diperlukan dorongan dari belanja pemerintah.
“Pasalnya, belanja pemerintah memberikan multiplier effect ke berbagai sektor termasuk mendorong masuknya investasi swasta serta meningkatkan daya beli masyarakat,” kata dia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Bahana Sekuritas menilai pemerintah masih malah membelanjakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tengok saja di kuartal terakhir 2016, di mana terjadi penurunan belanja 4,05 persen secara tahunan.
Hal itu membawa ekonomi nasional hanya tumbuh 5,02 persen sepanjang tahun lalu. Padahal dalam periode yang sama, ekspor sudah tumbuh 4,24 persen, investasi tumbuh 4,8 persen dan konsumsi masyarakat tumbuh 4,99 persen secara tahunan.
Bahana meyakini kombinasi pemulihan ekonomi global dan risiko peningkatan inflasi yang akan memicu kenaikan suku bunga hingga akhir tahun ini, ekonomi Indonesia sepanjang 2017 akan tumbuh sekitar 5,3 persen.
Menurut Fakhrul, inflasi bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Sepanjang kenaikannya terjadi secara perlahan atau tidak fluktuatif. Ia berpendapat inflasi yang terjadi secara global adalah sinyal positif bahwa konsumsi masyarakat semakin kuat.
“Ini menjadi semakin memperkuat prediksi Bahana bahwa perekonomian Indonesia sudah mulai beranjak dari tahap stabilisasi ke tahapan ekspansi,” kata Fakhrul.