Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini sentimen negatif dari masuknya Indonesia dalam daftar negara-negara yang berbuat curang dan kerap membuat neraca dagang Amerika Serikat (AS) mengalami defisit, tak akan mengganggu masuknya investasi asing.
Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai selama ini Indonesia telah menjalankan kesepakatan perdagangan sesuai dengan apa yang disetujui antar kedua negara. Selain itu, suntikan investasi dari AS sendiri masih terus mengalir ke dalam negeri.
"Selama ini perdagangan positif dengan AS, kita melakukan perdagangan yang sesuai. Jadi, kalau perdagangannya sesuai tidak masalah. AS juga kan ada investasi di Indonesia," ujar Airlangga, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk data perdagangan antara Indonesia dengan AS dari Badan Pusat Statistik (BPS), AS masih menempati posisi kedua sebagai negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia, setelah China.
Nilai perdagangan ekspor untuk produk non-migas ke Negeri Paman Sam tercatat menembus US$2,78 miliar pada Februari 2017. Bahkan, kinerja ekspor ke AS meningkat dua kali lipat secara bulanan (
month to month/mtm) dari bulan sebelumnya. Pasalnya, pada Januari 2017, nilai ekspor non-migas ke AS hanya sebesar US$1,43 miliar.
Kinerja ekspor non-migas AS hanya kalah dari China di mana pada Januari 2017 sebesar US$1,55 miliar dan pada Februari 2017 tumbuh hingga US$2,91 miliar. Sedangkan di tempat ketiga, India dengan US$2,34 miliar pada Februari dan sebesar US$1,32 miliar pada Januari lalu.
 Indonesia mengekspor lebih banyak ke China dari pada ke Amerika Serikat. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra) |
Sementara dari sisi investasi, suntikan dana dari AS juga terbilang masih deras. Nilainya mencapai US$1,61 miliar dan mengalir ke 540 proyek sepanjang tahun lalu. Catatan ini menempatkan AS sebagai negara keenam yang rajin menanamkan investasinya ke Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dengan sentimen negatif dari pernyataan Presiden AS Donald Trump tersebut, pemerintah akan segera melakukan evaluasi terhadap perdagangan ekspor Indonesia-AS.
"Kami akan pelajari dulu dengan kementerian masing-masing. Namun, kami coba sisir dulu, kami pelajari beberapa hari ke depan, baru kami jelaskan, apa yang akan kami lakukan," kata Darmin.
Sedangkan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, selain melakukan evaluasi perdagangan, kementeriannya akan terus fokus melakukan perluasan pasar tujuan ekspor atau diversifikasi pasar ke 16 negara di kawasan Afrika, Timur Tengah, Eurasia, dan Amerika Latin.