Jakarta, CNN Indonesia -- Defisit neraca perdagangan AS jatuh pada bulan Desember karena ekspor mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari 1,5 tahun di tengah rekor pengiriman produk teknologi, tetapi memperkuat permintaan domestik untuk meningkatkan impor, yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.
Seperti dilansir dari
Reuters, Departemen Perdagangan AS menyatakan pada Selasa (7/2), defisit perdagangan turun 3,2 persen menjadi US$44,3 miliar, mengakhiri kenaikan di dua bulan berturut.
Defisit perdagangan naik 0,4 persen ke level tertinggi empat tahun di angka US$502,3 miliar pada tahun 2016. Angka itu mewakili 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB), turun dari 2,8 persen pada tahun 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika disesuaikan dengan inflasi, defisit menurun menjadi US$62,3 miliar dari US$63,9 miliar pada bulan November.
Presiden Donald Trump telah menyalahkan kebijakan perdagangan AS untuk hilangnya pekerjaan manufaktur Amerika dan telah bersumpah untuk membuat perubahan besar, dimulai dengan keluar dari pakta perdagangan 12 negara, Trans-Pacific Partnership.
Trump juga ingin menegosiasikan kembali North American Free Trade Agreement, yang ditandatangani pada tahun 1994 oleh Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Tapi ekonom tidak percaya langkah-langkah proteksionis akan menghilangkan defisit.
"Ketika ekonomi bergerak saat kesempatan kerja penuh, percepatan permintaan cenderung disertai dengan kenaikan pertumbuhan impor dan defisit perdagangan yang lebih luas," kata John Ryding, Kepala Ekonom RDQ Economics.
"AS hanya tidak memiliki cukup tenaga kerja dan kapasitas cadangan untuk menutup defisit, yang kemungkinan akan melebar pada 2017 dan 2018."
Pasar keuangan AS hanya bergerak sedikit oleh laporan tersebut karena pemerintah telah menerbitkan sebuah perkiraan defisit pada bulan lalu. Perdagangan memangkas 1,7 persen dari PDB pada kuartal keempat, membuat produksi meningkat pada tingkat tahunan 1,9 persen.
Sementara, ekonomi tumbuh pada kecepatan 3,5 persen di kuartal ketiga 2016. Peningkatan defisit pada akhir tahun bisa membuat sektor perdagangan menjadi hambatan pada pertumbuhan di kuartal pertama.
Pada bulan Desember, ekspor barang dan jasa AS meningkat 2,7 persen menjadi US$190,7 miliar, tertinggi sejak April 2015, karena pengiriman barang teknologi canggih seperti aerospace, bioteknologi dan elektronik, mencapai rekor tertinggi.
(gir)