BI Beri Sinyal Tahan Suku Bunga Sampai Akhir Tahun

CNN Indonesia
Kamis, 06 Apr 2017 08:30 WIB
BI optimistis permintaan kredit tahun ini bisa tumbuh 10-12 persen, lebih tinggi dari tahun lalu 8 persen, meskipun suku bunga acuan ditahan.
BI optimistis permintaan kredit tahun ini bisa tumbuh 10-12 persen, lebih tinggi dari tahun lalu 8 persen, meskipun suku bunga acuan ditahan. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) bakal menahan tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate hingga akhir tahun. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya menstabilkan perekononomian.

"Kami percaya bahwa tingkat suku bunga BI sudah cukup rendah dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi kita," tutur Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara dalam acara GlobeAsia Business Summit di Museum BI, Rabu (5/4) malam.

Mirza menuturkan, saat AS mengeluarkan kebijakan moneter berupa pelonggaran kuantitas (QE) pada periode 2013, BI meresponnya dengan melakukan pengetatan moneter. Kala itu, BI menaikkan suku bunga acuan hingga 150 basis poin untuk mengurangi defisit anggaran dan menurunkan inflasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, pada saat ekonomi relatif stabil, BI tidak pelit dalam menurunkan suku bunga acuan. Tercatat, tahun lalu, BI menurunkan suku bunga acuan sebanyak enam kali dari BI rate 7,25 persen pada awal tahun hingga akhirnya menjadi 7 Days Reverse Repo Rate 4,75 persen di penghujung tahun.

Tahun ini, Indonesia masih dibayang-bayangi oleh ketidakpastian global. Hal itu dipicu oleh rencana kenaikan agresif suku bunga AS, kebijakan Presiden AS Donald J Trump, kondisi geopolitik di Uni Eropa, hingga perkembangan ekonomi China.

Karenanya, BI akan lebih hati-hati dalam memangkas suku bunga acuannya.

Jika pasar merasa likuiditas tidak cukup, BI siap untuk menyuntikkan likuiditas lebih kepada sistem. Namun, kata Mirza, hal itu tidak akan dilakukan dengan cara memangkas suku bunga acuan.

Salah satu cara alternatif adalah dengan menggunakan instrumen Giro Wajib Minimum. Baru-baru ini juga BI telah mengumumkan peralihan sistem GWM Flat ke GWM Averaging yang bisa memberikan keleluasaan kepada bank dalam mengelola cadangan wajib.

Di sisi lain, Mirza meyakni komitmen pemerintah untuk melakukan dan memonitor pelaksanaan paket deregulasi di sektor riil. Selain itu, harga komoditas juga mulai membaik.

Karenanya, Mirza optimistis permintaan kredit tahun ini bisa tumbuh 10-12 persen, lebih tinggi dari tahun lalu 8 persen, meskipun BI menahan suku bunga acuannya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER