Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang tahun lalu. Perseroan mengantongi laba bersih sebanyak US$75,16 juta pada 2016, turun 11,68 persen dari US$85,10 juta pada 2015.
Pelemahan kinerja itu terjadi karena pendapatan perseroan anjlok pada tahun lalu. PGE membukukan pendapatan sebanyak US$211,24 juta di tahun lalu, amblas 61,31 persen dari US$545,99 pada 2015.
Kendati laba bersih melemah, Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin mengatakan realisasi tersebut melebihi target dalam revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar US$70,01 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras untuk mencapai hasil tersebut," katanya seperti dilansir dari
Antara, Jumat (7/4).
Ia menambahkan, saat ini PGE segera menyelesaikan amandemen kontrak dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Ulubelu ,Kabupaten Tenggamus, Lampung.
"Saat ini sudah mulai beroperasi, hanya
head of agreement-nya masih
outstanding dari US$7,53 menjadi US$8,4," katanya.
Irfan juga menjelaskan langkah selanjutnya adalah menunggu persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui surat dari PLN.
Target 2017 selanjutnya adalah mempercepat beroperasinya beberapa pembangkit, di antaranya Karaha (Jawa Barat), Lumut Balai (Sumatera Selatan), dan Lahendong (Sulawesi Selatan). Selain itu juga ada Kamojang yang tinggal tahap akhir.
Sementara, target lainnya adalah mempercepat pembangunan pembangkit listrik yang berskala kecil yang diharapkan nantinya dapat didiskusikan dengan PLN sehingga tidak jauh dari harga 11,4 sen dolar AS.
Untuk eksplorasi, guna mendukung capaian energi baru terbarukan pada 2025, pada sumur yang sudah ada akan dilakukan survei seperti di Margabayang dan Tambang Sawangan, Bengkulu.