Arcandra Tahar Cari Jodoh Pertamina Sampai Timur Tengah

CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2017 17:45 WIB
Perusahaan asal Kuwait dan Qatar disebut Wamen ESDM Arcandra Tahar siap membantu Pertamina membangun berbagai macam kilang di Indonesia.
Perusahaan asal Kuwait dan Qatar disebut Wamen ESDM Arcandra Tahar siap membantu Pertamina membangun berbagai macam kilang di Indonesia. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan telah menjajaki Kuwait dan Qatar untuk membantu PT Pertamina (Persero) dalam menggarap berbagai proyek kilangnya di Indonesia. Mulai dari Grass Root Refinery (GRR) Bontang sampai dua proyek perbaikan kapasitas dan kompleksitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) di kilang Dumai dan Balongan.

Arcandra mengatakan, kedua negara tersebut memiliki ketertarikan investasi di hulu serta hilir migas di Indonesia. Bahkan, kedua negara tersebut mengaku memiliki dana untuk ekspansi bisnis migas dengan menggandeng Pertamina.

"Beberap waktu lalu saya mengunjungi Qatar, Kuwait, dan Yordania. Namun, penjajakan untuk proyek kilang dilakukan dengan Qatar dan Kuwait saja," ujar Arcandra ditemui di Kementerian ESDM, Senin (10/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arcandra Tahar Cari Jodoh Pertamina Sampai Timur TengahKilang Dumai yang dikelola Pertamina. (Dok. Pertamina)

Dirinya mendekati Kuwait karena salah satu perusahaan asal negara tersebut, Kuwait Petroleum International, pernah mengikuti lelang mitra kilang Tuban pada tahun lalu. Sementara itu, Qatar dijajaki karena negara tersebut masih belum banyak terlibat di proyek migas dalam negeri.

Untuk itu, Arcandra mengaku telah bertemu Menteri Perminyakan Kuwait dan Badan Otoritas Investasi Qatar (Qatar Investment Authority). Di dalam pertemuan tersebut, negara semenanjung Arab itu menyampaikan enam hal yang menjadi perhatian Qatar dalam berinvestasi.

Ia mengatakan, keenam hal tersebut antara lain terdiri dari kemudahan izin, penggunaan tenaga kerja, hingga penggunaan mata uang.

"Ada enam hal yang menjadi concern mereka dalam berinvestasi, baik dari sisi hulu maupun hilir migas," ungkapnya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa Kuwait dan Qatar juga tertarik masuk ke bisnis hulu migas, baik di lapangan migas yang sudah ada maupun lapangan migas baru. Namun, kedua negara tersebut menginginkan aturan investasi yang serupa dengan negara tetangga Indonesia, yaitu Singapura dan Malaysia.

Kendati demikian, ia tak memberitahu lebih rinci ihwal jenis peraturan tersebut. Namun menurutnya, masukan dari kedua negara tersebut menjadi pembelajaran yang baik bagi pemerintah.

"Bahkan, mereka juga menanyakan soal kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) Gross Split. Saya jelaskan, dan mereka paham," tutur Arcandra.

Sebagai informasi, Pertamina berencana untuk menambah dua kilang baru di Tuban dan Bontang serta melakukan RDMP bagi empat kilang existing-nya yang berlokasi di Cilacap, Dumai, Balongan, dan Balikpapan. Jika proyek ini rampung, maka kapasitas kilang Pertamina bisa bertambah dari 1 juta barel per hari ke angka 2 juta barel per hari di tahun 2023.

Sebelumnya, Pertamina sudah menggandeng perusahaan asal Rusia, OJSC Rosneft untuk kilang Tuban dan Saudi Aramco untuk RDMP kilang Cilacap. Sementara itu, Pertamina memastikan bahwa RDMP Balikpapan akan dilakukan secara swadaya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER