Blok Luar Negeri Bakal Pasok 33 Persen Produksi Pertamina

CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2017 11:21 WIB
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, saat ini perseroan memiliki tiga blok di Aljazair, Irak dan Malaysia yang telah berproduksi.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam (kiri) menuturkan, saat ini perseroan memiliki tiga blok di Aljazair, Irak dan Malaysia yang telah berproduksi. (ANTARAFOTO/Fanny Octavianus)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menargetkan aksi akuisisi blok minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri bisa berkontribusi 33 persen terhadap total produksi perseroan mulai 2025 mendatang. Pada tahun tersebut, manajemen Pertamina mematok angka produksi sebesar 1,9 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, saat ini perseroan memiliki tiga blok di Aljazair, Irak dan Malaysia yang telah berproduksi. Dalam beberapa waktu ke depan, Pertamina bakal merampungkan proses akuisisi beberapa blok migas di Nigeria, Tanzania, dan Gabon.

“Jadi sekarang kita bersyukur Pertamina ada di 12 negara,” tegas Syamsu Alam, dikutip dari laman Pertamina, Senin (10/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Syamsu, di tengah tingginya konsumsi justru produksi migas nasional terus merosot, seiring makin tipisnya cadangan yang dimiliki.

Ia mencatat, sekalipun Indonesia memiliki 60 cekungan namun cadangan minyak Indonesia sekitar 4 miliar barel berada di urutan ke-26 dunia. Sementara cadangan gas nasional ada di urutan ke-14 dunia dengan jumlah 100 TCF.

“Langkah Pertamina mengelola blok migas di luar negeri untuk memperkuat cadangan dan produksi nasional. Karena produksi migas di luar itu hasilnya akan dibawa pulang untuk diolah di kilang-kilang di Indonesia untuk memenuhi konsumsi BBM domestik,” kata Syamsu.

Kawinkan Minyak Iran dan Arab

Pertamina juga berencana memenuhi permintaan BBM masyarakat melalui impor minyak mentah jenis Iranian Light Crude (ILC) pada kuartal I 2017 ini.

Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba menjelaskan, dua alternatif untuk menciptakan produk BBM tersebut, yaitu seutuhnya menggunakan hasil olahan minyak mentah Iran atau mencampurnya dengan minyak mentah jenis Arabian Light Crude (ALC), yang sebelumnya dominan diimpor oleh Pertamina untuk menghasilkan produk BBM.

"Apakah Iranian bisa menggantikan (penggunaan ALC) secara 100 persen atau tidak. Kalau hanya bisa (memenuhi) 50 persen (dari produk BBM yang diharapkan), akan kami campur dengan ALC," ujar Daniel akhir pekan lalu.

Hanya saja, untuk mengetahui kemampuan minyak mentah Iran untuk menggantikan minyak mentah Arab, Pertamina masih harus melakukan serangkaian hasil uji coba, yang pengujian dan pengolahannya dilakukan di Kilang Cilacap yang terletak di Jawa Tengah.

Dalam uji coba tersebut, Pertamina melakukan pengolahan minyak mentah Iran dengan volume sebanyak 1 juta barel, yang merupakan hasil pembelian minyak senilai US$50 juta.

Daniel memprediksi, hasil uji coba pengolahan minyak mentah Iran di Kilang Cilacap baru akan rampung dalam waktu sekitar satu minggu ke depan. Sebab, uji coba yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap.

Blok di Luar Negeri Bakal Pasok 33 Persen Produksi PertaminaHasil uji coba pengolahan minyak mentah Iran di Kilang Cilacap baru akan rampung dalam waktu sekitar satu minggu ke depan. (Dok. Pertamina)


"Uji coba minyak mentah Iran masih berjalan, mudah-mudahan minggu depan sudah ada hasil uji cobanya. Semuanya tergantung dari hasil tes yang kami lakukan," kata Daniel.

Bila hasil uji coba telah didapatkan, sambung Daniel, barulah Pertamina menentukan produk BBM yang hendak diciptakan dan dijual oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

Namun begitu, Daniel meyakini, hasil olahan minyak mentah dari Iran tersebut dapat menghasilkan beberapa jenis produk BBM yang berkualitas sehingga tak hanya satu jenis produk BBM saja yang dapat dihasilkan dari minyak mentah asal Iran.

Selain itu, hasil uji coba pengolahan minyak mentah dari Iran juga menentukan kerja sama yang akan dijalin Pertamina dengan National Iranian Oil Company (NIOC), perusahaan minyak asal Iran ke depan.

Bila minyak mentah dari Iran bisa diolah dan cocok untuk menghasilkan sejumlah produk BBM, barulah Pertamina berencana menyusun kontrak jual beli jangka panjang dengan NIOC. Bersamaan dengan itu, Pertamina berencana menggantikan penggunaan minyak mentah dari Arab, yang selama ini digunakan, dengan minyak mentah asal Iran.

"Kalau untuk beli jangka panjang tentu kami akan negosiasi dengan harga yang ekonomis dan memberikan margin yang sama atau lebih baik," imbuh Daniel.

Sementara itu, selain melakukan pembelian minyak mentah, Pertamina juga sempat membeli gas (Liquefied Petroleum Gas/elpiji) dari Iran sebanyak 500 ribu Metrik Ton (MT) atau berjumlah 12 kargo. Adapun, pengiriman elpiji tersebut telah dilakukan pada Januari lalu, namun belum selesai diujicobakan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER