Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) bakal menyiapkan belanja modal hingga US$25 miliar untuk membangun infrastruktur hingga 2025. Hal itu demi mendukung kontribusi gas terhadap bauran energi (
energy mix) sebesar 22 persen, sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, belanja modal tersebut akan dialokasikan bagi pembangunan jaringan transmisi baru sepanjang 25 ribu kilometer (km).
Di samping itu, belanja modal juga akan dialokasikan untuk membangun sarana distribusi berbentuk
virtual pipeline, di mana suplai gas bisa disediakan secara fleksibel tanpa menggunakan pipa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga, dengan
virtual pipeline, di masa depan
flexibility supply tidak hanya mengandalkan lapangan yang sudah
dedicated. Tapi juga membawa gas alam cair baik produksi domestik atau impor, bilamana diperlukan," ungkap Hendi, Selasa (11/4).
Lebih lanjut ia menuturkan, infrastruktur yang mumpuni dibutuhkan karena volume kebutuhan gas alam di tahun 2025 akan mencapai dua kali lipat dibanding tahun 2013. Dengan kata lain, kebutuhan gas alam menurut perkiraan perusahaan bisa mencapai 400 juta ton setara minyak di tahun tersebut.
"Dan yang lebih signifikan lagi adalah jumlah infrastruktur, cakupan, maupun skala infastruktur agar gas alam ini bisa disalurkan untuk kebutuhan, terutama program elektrifikasi ke depan," paparnya.
Hendy juga mengatakan, kebutuhan infrastruktur akan dititikberatkan di Indonesia bagian tengah dan timur, di mana panjang pipa yang dibutuhkan diperkirakan sebesar tiga kali lipat dibanding panjang saat ini. Sayangnya, ia tak menyebutkan angka pasti kebutuhan pipa di dua wilayah tersebut.
"Dibutuhkan panjang pipa hampir 3 kali lipat agar semua kebutuhan di masa depan dan program pentng elektfikikasi menggunakan gas bisa tercapai," paparnya.
Sebagai informasi, panjang pipa PGN hingga akhir 2016 mencapai 7.200 kilometer (km). Angka itu mengambil 78 persen dari total panjang pipa nasional sebesar 9.230 km.
Perusahaan juga menargetkan penambahan pipa sepanjang 1.686 km antara tahun 2016 hingga 2019, sehingga kapasitas pengangkutan bisa bertambah sebesar 1.591 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Penambahan itu nantinya membuat panjang pipa yang dioperatori perusahaan pelat merah tersebut di angka 8.656 km.