Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah melanjutkan tren positif pada hari Selasa waktu Amerika Serikat setelah Arab Saudi menyampaikan keinginan untuk memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi sepanjang semester II 2017 kepada organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) bahwa
Dikutip dari Reuters, keinginan itu akan disampaikan Arab Saudi ketika pertemuan antar negara OPEC dilakukan pada bulan Mei mendatang. Negara-negara anggota OPEC lain juga mengatakan akan memperpanjang periode pemangkasan produksi selama produsen non-OPEC juga mau bergabung.
Hasilnya, harga Brent LCOc1 meningkat US$0,25 per barel ke angka US$56,23 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate CLc1 meningkat US$0,32 per barel ke angka US$53,40 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak kemudian kembali menguat pasca penutupan setelah laporan Amerocam Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa persediaan minyak AS menurun hampir 1,3 juta barel. Ini berbanding terbalik dengan prediksi analis yang meramal bahwa stok minyak akan bertambah 87 ribu barel pada pekan lalu.
Jika kenyataan serupa dilaporkan oleh Energy Information Administration (EIA) AS pada Rabu pekan ini, maka sentimen itu akan kembali menopang penguatan harga minyak.
Namun, pergerakan harga minyak masih dibayangi oleh penambahan produksi minyak oleh negara-negara di luar OPEC, khususnya produksi minyak non-konvensional AS.
Selain itu, munculnya ketegangan geopolitik AS dengan negara lain juga bisa menghambat permintaan minyak mentah. Baru-baru ini, media nasional Korea Utara memberitakan bahwa serangan nuklir ke AS akan terus siaga jika kelompok Angkatan Laut AS terus mendekati sisi barat pasifik.